Sukses

Alasan Film Barbie Ratingnya 13 Tahun ke Atas, Para Ortu Wajib Tahu Sebelum Bawa Si Kecil ke Bioskop!

Film Barbie mendapat rating PG-13 di negara asalnya. Ini berarti beberapa materi dalam film dinilai kurang cocok untuk anak di bawah usia 13 tahun. Orangtua diharap waspada.

Liputan6.com, Jakarta Film Barbie yang baru saja rilis di bioskop Indonesia, memantik rasa penasaran publik karena beragam alasan. Satu, karena merupakan adaptasi dari mainan legendaris yang tak lekang oleh masa dari generasi ke generasi. Kedua, karena masifnya teknik promosi, ditambah para bintang dan sineas kawakan yang memperkuat jajaran pendukung film ini.

Dari pantauan Liputan6.com di salah satu bioskop besar di kawasan Jakarta Selatan pada penayangan perdana, Rabu (19/7/2023), penonton berbondong-bondong ingin menyaksikan film yang dibintangi Margot Robbie tersebut. Tak sedikit keluarga yang terlihat membawa anak-anak usia TK dan SD yang tampak antusias membawa popcorn berbentuk mirip boks boneka Barbie.

Tapi tahukah Anda rating film Barbie yang sesungguhnya? Di negara asalnya, Barbie mendapat rating PG-13. Dilansir dari Wikipedia, ini berarti beberapa materi dalam film dinilai kurang cocok untuk anak di bawah usia 13 tahun, sehingga orangtua diharap lebih waspada.

Senada dengan penilaian industri film Amerika Serikat, di Indonesia film ini mendapat rating 13+. Pantauan netizen Tanah Air, sejumlah orangtua bahkan ada yang membawa anaknya keluar dari bioskop, diduga karena kecele, mengira film ini diperuntukkan bagi penonton cilik.

Banyak yang keluar dari bioskop (terutama yang bawa anak) gara2 filmnya ga sesuai ekspektasi hadeh,” kata seorang warganet anonim yang  menyertakan foto hasil keputusan LSF tentang rating film Barbie, lewat akun Twitter @moviemenfes.

2 dari 4 halaman

Tema Film Barbie Dianggap Lebih Cocok untuk Orang Dewasa

Menurut catatan People, ada sejumlah alasan mengapa film Barbie mendapat rating PG-13, bukannya untuk semua umur. Yang pertama, karena tema yang diangkat sebenarnya cukup berat.

Misalnya soal eksistensialisme, yang dirangkum dalam kalimat Barbie, “Do you guys ever think about dying? (Kalian pernah berpikir tentang kematian, enggak?).”

Kritikus juga menilai topik yang diangkat dalam film ini lebih cocok untuk dewasa, ketimbang anak-anak. Apalagi target audiens film ini diyakini memang orang dewasa yang dulunya besar bersama Barbie.

3 dari 4 halaman

Mengandung Muatan Feminis

Film Barbie juga memiliki muatan feminis yang kuat untuk perempuan, sekaligus membahas bagaimana dunia memandang wanita. Contohnya, pandangan pria di dunia nyata kepada Barbie—bahkan ada yang dengan kurang ajar menyentuh (maaf) bokongnya.

“(Filmnya) tentang bagaimana wanita diperlakukan dan dipandang di dunia ini—bahkan terkadang levelnya mengagetkan,” kata orang dalam dari film ini kepada People.

4 dari 4 halaman

Kalimat Menjurus

Selain itu, terdapat beberapa kalimat “menjurus” yang mungkin sebenarnya bakal lewat begitu saja tanpa dipahami penonton cilik.

Salah satunya dialog Barbie yang diperankan Kate McKinnon. Ia berujar, “I’d like to see what smooth blob he’s packing in those shorts (Aku ingin lihat jendolan mulusnya di balik celana pendek itu).”

Ada juga beberapa kata makian—meski ada yang disensor lewat proses editing dengan memberikan efek komedi pada filmnya.