Sukses

Intip Bocoran Film Pesan Bermakna Jilid III yang Dibintangi Donny Alamsyah dan Imelda Therinne

Film Pesan Bermakna memasuki babak baru. Setelah sukses dengan dua film sebelumnya, Mahkamah Agung bersama Emtek Digital merilis film Pesan Bermakna Jilid III.

Liputan6.com, Barito Kuala Film Pesan Bermakna memasuki babak baru. Setelah sukses dengan dua film sebelumnya, Mahkamah Agung bersama Emtek Digital merilis film Pesan Bermakna Jilid III. Film yang dibintang aktor Donny Alamsyah ini tayang perdana pada 18 Agustus 2023 di Youtube Channel Mahkamah Agung dan dapat disaksikan di Vidio mulai 19 Agustus 2023.

Film Pesan Bermakna Jilid III hadir cerita yang lebih dalam dan kompleks. Diadaptasi dari Novel karya D.Y. Witanto berjudul Euthanasia, film ini hadir sebagai rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Mahkamah Agung ke-78 pada tahun ini. Kado spesial untuk menginspirasi dan memotivasi seluruh insan peradilan dalam menjalankan tugas dan menjaga integritas.

Jelang pemutaran perdana film, Mahkamah Agung dan Emtek Digital menggelar sesi Talkshow Launching Pesan Bermakna Jilid III yang disiarkan secara live streaming di Vidio pada Rabu (16/08/2023). Sesi ini menghadirkan para pemain seperti Donny Alamsyah, Imelda Therinne, Ully Triani, dan Sutradara Orista Primadewa serta dr. H. Sobandi, S.H, M.H selaku Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung.

Konflik yang Muncul di Pesan Bermakna Jilid III

Dalam talkshow tersebut, Sobandi menerangkan bahwa sudah ketiga kalinya Mahkamah Agung. Dalam rangka menyambut ulang tahun Mahkamah Agung yang ke-78, maka diluncurkanlah film Pesan Bermakna Jilid III. 

"Setelah sebelumnya bercerita dunia peradilan, hakim yang berkaitan dengan harta dan tahta. Jilid ketiga ini kita akan menyampaikan seorang hakim yang dihubungkan dengan wanita, godaan wanita," kata Sobandi.

Sobandi mengungkapkan bahwa hakim di dalam menjalankan tugasnya, memeriksa, mengadili perkara itu penuh godaan. 

"Godaan harta, suap, godaan tahta, jabatan, godaan wanita yang di jilid tiga. Ketika seorang hakim menangani perkara, banyak yang menawarkan, minta dibantu dengan menawarkan sejumlah uang, menawarkan jabatan. Di sekuel ketiga ini ada wanita," ungkapnya.

Sobandi lantas menjelaskan bahwa di dalam menangani perkara terkadang ada kekosongan peraturan perundang-undangan yang belum mengatur suatu peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat. UU kehakiman memberikan kesempatan bagi hakim untuk menggali nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, nilai-nilai itu dipertimbangkan dalam putusan. 

Maka, kami ingin mengajak masyarakat menonton film ini karena kami ingin menyampaikan bagaimana kehidupan seorang hakim di dalam tugasnya menjalankan fungsi peradilan tersebut. Menceritakan nilai-nilai integritas, nilai-nilai kejujuran seorang hakim di dalam menangani suatu perkara," terang Sobandi.

2 dari 4 halaman

Pesan Bermakna Jilid III Tampil Berbeda

Sutradara film Pesan Bermakna Jilid III, Orista Primadewa Hadiwiardjo menyebut film ini tampil berbeda dari sekuel sebelumnya. Film Pesan Bermakna memiliki gambaran besar yang berbeda-beda di setiap jilidnya. 

"Ada konsep besar dari 3 jilid film ini. Jilid I Harta, Jilid 2 Tahta dan Jilid III Wanita. Itu surprise-nya, jadi ada seorang wanita yang jadi sumber cerita dari Pesan Bermakna Jilid III," ungkapnya.

"Setiap film kita harus selalu menonjolkan sisi baru dari karakter itu, karena kalau tidak penonton akan bosan," tambahnya.

Menariknya dari proses produksi film Pesan Bermakna Jilid III ini adalah pemilihan lokasi dan waktu syutingnya yang cepat. Oris menyebut proses pembuatan cerita film yang butuh waktu lama. Sebab, setting yang seharusnya di Sumatera tapi dilakukan di Purwokerto.

"Syutingnya cepat, hanya 4 hari saja. Yang lama adalah proses pembuatan ceritanya. 

Dalam buku Pak Witanto ini sebenarnya settingnya di Sumatera. Di film kita buat di Purwokerto sehingga harus ada banyak penyesuaian. Kalau di buku sebenarnya istrinya tidak ada, istrinya di Jawa. Akhirnya kita membentuk cerita sematang mungkin bagaimana caranya karakternya bisa masuk dan konfliknya dapet,” cerita Oris.

Adapun pemilihan kota Purwokerto menjadi setting film karena merupakan kelanjutan dari sekuel kedua. Perbedaan sekaligus keunikan Jilid III kali ini adalah lokasi Pengadilan Negeri Purbalingga yang memiliki bangunan unik dan termasuk cagar budaya.

“Ternyata bangunannya cagar budaya. Jadi tampak depan seperti bangunan zaman Belanda, sehingga hal ini menarik dari segi visual juga,” ungkap Oris.

Film Pesan Bermakna di Mata Para Pemain

Berperan sebagai tokoh utama yang berprofesi Hakim dalam Trilogi Pesan Bermakna, aktor Donny Alamsyah mengaku banyak ilmu baru yang dipelajari dan punya kebanggaan tersendiri. Terlebih peran menjadi hakim hanya ia jalani di film Pesan Bermakna ini.

“Dari jilid I sampai III saat ini, setiap saya memerankan karakter Dimas, saya seperti mendapatkan ilmu baru bagaimana jadi seorang hakim. Banyak yang bisa saya pelajari. Ternyata jadi hakim nggak melulu bicara soal hukum. Harus diiringi dengan wisdom. Menegakkan hukum bukan sekadar apa yang tertulis, tapi juga harus ada wisdom,” ungkap Donny dalam sesi talkshow tersebut. 

Donny mengutarakan bahwa hakim itu adalah seorang manusia yang seutuhnya juga. Seorang hakim punya cobaan, ujian dalam hidupnya. Seperti pada manusia umumnya, ujian terberat manusia ada tiga, ada harta, tahta, dan wanita. Pesan Bermakna pertama menceritakan tantangan pertama tentang harta, dua tentang tahta, dan jilid ketiga ini tantangannya tentang wanita. 

"Pesan Bermakna Jilid III ini juga jawaban dari misteri yang terjadi Pesan Bermakna Kedua. Jadi yang belum menonton Pesan Bermakna Ketiga mungkin lebih baik menonton Pesan Bermakna Kedua. Karena ada koneksi antara Kedua dan Ketiga. Ini adalah jawaban dari Pesan Bermakna kedua," jelas Donny.

3 dari 4 halaman

Jalan Cerita Jadi Magnet Para Aktris

Sementara itu, Imelda Therinne yang baru terjun dalam film Pesan Bermakna Jilid III mengaku langsung tertarik begitu membaca script cerita. Di sini, Imelda berperan menjadi istri Dimas bernama Dinda. 

“Pertama kali aku baca script langsung tertarik. Menurut aku, nilai-nilai di PESAN BERMAKNA JILID III ini sangat menarik untuk dishare ke masyarakat luas. Dunia peradilan itu angle yang menarik, ada dramanya, ada perjuangan, ada kehidupan pribadi yang jadi cerita kalau hakim itu manusia,” kata Imelda.

Menjadi istri seorang hakim memberikan tantangan tersendiri bagi Imelda. "Kebetulan aku berperan sebagai Dinda, istri hakim, dan ternyata jadi istri hakim itu ada tantangannya sendiri,” ungkap Imelda.

Tokoh baru lainnya, Ully Triani juga mengaku sangat excited bergabung dalam film Pesan Bermakna Jilid III yang penuh nilai kemanusiaan sekaligus menguras emosi. 

“Ditanya kenapa mau bergabung? Sudah pasti karena ceritanya. Aku baca pertama kali itu bagus banget. Karakternya kompleks. Jadi mau banget juga kerja sama dengan Pak Oris," kata Ully. 

Di film Pesan Bermakna Jilid III, Ully berperan sebagai Keumala, seorang wanita misterius dalam kehidupan Dimas. 

"Saya adalah kejutannya. Datang tiba-tiba dalam kehidupan Dimas. Keumala ini mengidap penyakit dan mengajukan permohonan yang nggak biasa ke pengadilan. Kalau penasaran tonton aja filmnya,” ucap Ully.

4 dari 4 halaman

Pesan Bermakna Sejalan dengan Visi Mahkamah Agung

Sobandi menjelaskan bahwa film Pesan Bermakna Jilid III ini hadir sebagai upaya MA mendekatkan diri kepada masyarakat, karena tak kenal maka tak sayang.

"Sejalan dengan visi Mahkamah Agung dalam mewujudkan badan peradilan agung dan modern berbasis IT. Pesan yang ingin disampaikan adalah kita tidak bisa memisahkan badan peradilan dengan nilai-nilai kejujuran dan integritas dari para insan peradilan di dalamnya,” ungkap Sobandi. 

Seiring perkembangan zaman, banyak tantangan yang dihadapi peradilan modern. Menurutnya, peradilan tidak bisa meninggalkan teknologi informasi dalam membangun badan peradilan yang modern. Termasuk ketika merekrut sumber daya manusia yang bekerja di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan. 

"Hakim juga dituntut memiliki kemampuan IT, kemampuan digital untuk menjalankan tugasnya mengadili suatu perkara. Mahkamah Agung juga punya beberapa aplikasi, misalnya untuk mengakses berkas kasus. Selain itu didukung dengan sarana prasarana teknologi, jaringan kuat, storage kuat, harus diimbangi dengan kemampuan SDM-nya juga,” ungkap Sobandi.

Terakhir, Sobandi mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai Mahkamah Agung, dunia peradilan termasuk para hakim di dalamnya. Serta mengajak para mahasiswa, calon-calon hakim untuk menjadi hakim di Indonesia.

Menarik untuk mengetahui cerita lengkapnya dari film Pesan Bermakna Jilid III. Nantikan penayangan di Channel Youtube Mahkamah Agung dan Vidio! 

 

(*)