Liputan6.com, Jakarta Pada peringatan Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, diingatkan jerih payah para pejuang dalam membebaskan negeri dari penjajahan selama 350 tahun. Dalam usaha merdeka itu, banyak teladan yang mengilhami, seperti kisah Pahlawan Nasional Malahayati dari Aceh.
Kerjasama antara TNI Angkatan Laut dan Marcella Zalianty membawa pertunjukan teater "Jalasena Laksamana Malahayati" yang mengangkat sosok Laksamana Malahayati dari Kesultanan Aceh. Inisiatif ini mendukung pembangunan kekuatan maritim Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Baca Juga
Teater Karena Aku Perempuan, Kelahiran Sebuah Pergerakan Hadirkan Reka Ulang Kongres Perempuan Pertama di Indonesia
Aghniny Haque Ungkap Tantangan saat Debut di Panggung Teater Karena Aku Perempuan, Kelahiran Sebuah Pergerakan
6 Potret Tetty Liz Indriati di Usia 67 Tahun, Ibunda Marcella Zalianty yang Awet Muda
Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan, cerita hidup Malahayati memberi pelajaran berharga, seperti penggunaan kekuatan maritim dalam menjaga kedaulatan dan membangun ekonomi serta infrastruktur maritim, diplomasi laut, dan kekuatan armada.
Advertisement
"Laksamana Malahayati menjadi bagian penting saat Aceh mencapai kejayaan melalui basis pengembangan maritimnya. Kita ketahui bersama, negara-negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik dan perekonomian dunia saat ini adalah negara-negara yang telah membangun kekuatan maritimnya," kata Muhammad Ali saat menyampaikan sambutan dalam acara Silaturahim Bincang Sejarah di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil TNI AL, Jakarta, Jumat.
Â
Profil Laksamana Malahayati
Lahir di Aceh Besar pada 1 Januari 1550 dengan nama Keumalahayati, ia merupakan panglima armada laut pertama di dunia yang mengabdikan dirinya untuk Kesultanan Aceh di bawah pimpinan Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil. Dalam pertempuran melawan Portugis di perairan Teluk Haru, Selat Malaka tahun 1586, ia kehilangan suaminya, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.
Malahayati tidak menerima kehilangan itu begitu saja. Ia membentuk pasukan perang bernama Inong Balee, yang terdiri dari 2.000 prajurit perempuan, untuk membalas dendam. Salah satu pencapaian terbesar Inong Balee adalah mengalahkan armada Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Frederik de Houtman.
Â
Advertisement
Kembali Dihidupkan
Dalam rangka HUT TNI AL ke-78, kisah Malahayati dihidupkan kembali melalui pertunjukan teater "Jalasena Laksamana Malahayati: Kisah Heroik Perjuangan Laksamana Perempuan Pertama di Dunia." Pertunjukan ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 8-9 September 2023.
Marcella Zalianty sebagai produser telah mengangkat kisah heroik Malahayati dalam bentuk komik dan akan menghadirkannya dalam film. Dalam pementasan teaterikal ini, Jay Soebijakto berperan sebagai pengarah artistik, Iswadi Pratama sebagai sutradara, dan melibatkan pemain film dan teater ternama serta personel TNI AL. Pertunjukan ini adalah kolaborasi untuk mengenang jasa Malahayati dan mendorong kesadaran akan kekuatan maritim Indonesia.
Â
Komik
Selain pertunjukan teater, Marcella juga telah mengangkat kisah Malahayati dalam bentuk komik pada tahun 2018. Melalui berbagai media ini, semangat dan peran penting Malahayati dalam sejarah maritim Indonesia tetap hidup dan menginspirasi.
Sejumlah nama besar di dalam dunia seni pertunjukan kolosal ini turut terlibat seperti Iswadi Pratama (Sutradara), Hartati (penata gerak dan tari), Toto Arto (pengelola produksi), Nya Ina Raseuki atau Ubiet (pelantun lament), Retno Damayanti (perancang Kostum), Sari Majid (manager umum), Indra Perkasa (penata musik), Arswendi Bening (pemeran Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil), Aulia Sarah (pemeran Cut Limpah), Cut Mini (pemeran ibu Malahayati)
Advertisement