Liputan6.com, Jakarta Ajang penghargaan terbesar dan paling prestisius bagi program televisi serta insan pertelevisian Indonesia yakni, Indonesian Television Awards (ITA) hadir kembali tahun ini.
Malam puncak ITA 2023 digelar pada 25 September 2023, yang disiarkan langsung mulai pukul 21.30 WIB. Lalu keesokan harinya yakni, 26 September 2023 akan digelar Concert Celebration ITA 2023 yang disiarkan langsung mulai pukul 22.00 WIB.
Advertisement
“Hadirnya Indonesian Televison Awards dari tahun ke tahun, selalu beriringan dengan perkembangan industri televisi di Indonesia," kata Dini Putri selaku Programming & Acquisition Director RCTI.
"Oleh karenanya, Indonesian Television Awards 2023 menghadirkan dua kategori penghargaan baru sebagai bentuk apresiasi terhadap program televisi dan insan pertelevisian di Indonesia yang telah memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui program atau karya yang mereka buat,” Dini menjelaskan.
Gelaran Kedelapan
Indonesian Television Awards 2023 merupakan gelaran kedelapan kalinya, sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2016.
Melihat perkembangan program televisi yang semakin variatif dan inovatif, membuat Indonesian Television Awards 2023 menghadirkan 15 kategori penghargaan, dan 2 diantaranya merupakan kategori baru.
Advertisement
Dua Kategori Baru
Dua kategori terbaru itu adalah Kategori Pendatang Baru Televisi Terpopuler serta Kategori Program Kompetisi Olahraga Terpopuler.
Ke-15 kategori penghargaan tersebut, terbagi menjadi 9 kategori program televisi, 5 kategori individu, serta 1 kategori spesial.
Berdasarkan Survei Top Of Mind
Seluruh kategori penghargaan dalam ITA 2023 tidak hanya berdasarkan genre program, namun juga berdasarkan slot tayang program televisi dan pelaku industri televisi di Indonesia.
Untuk penentuan nominasi masing-masing kategori bukan berdasarkan dari rating, tetapi berdasarkan survei top of mind pemirsa terkait program televisi selama periode tayang Agustus 2022 - Juli 2023.
Survei dilakukan di 28 kota dengan jumlah sample mencapai 1.500 responden yang dilakukan oleh lembaga independent Roy Morgan Research.
Advertisement