Liputan6.com, Seoul - Isu perundungan yang kini tengah dihadapi Kim Hieora makin pelik, karena sudah memasuki ranah hukum. Diwartakan Soompi, GRAM Entertainment yang menaungi bintang The Glory tersebut merllis pernyataan resmi terkait permasalahan ini pada Senin (11/9/2023).
Tanpa menyebut Dispatch—media Korea yang pertama kali memberitakan isu ini—pihak agensi menyatakan mengambil langkah hukum.
“Hari ini, kami menyampaikan keberatan kami mengenai media yang mereportase klaim sepihak dari informan tentang Kim Hieora seolah-olah itu adalah fakta yang terbukti, dan kami memutuskan untuk mengambil tindakan hukum karena kami tidak dapat memaafkan situasi saat ini, yang merusak reputasi aktris agensi kami dan menyebabkan penderitaan pada orang-orang yang tidak terkait dengannya,” begitu pernyataan pihak agensi.
Advertisement
Dalam pernyataannya, pihak agensi berkali-kali menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah hukum yang tegas atas masalah ini.
Mereka juga menyampaikan posisi mereka dalam kisruh ini. Di poin pertama, agensi mengklaim bahwa media tersebut mengedit pernyataan pihak informan dengan niat jahat. Selain itu, artikelnya dipublikasikan setelah drakor The Uncanny Counter 2 tamat, seakan-akan berbaik hati kepada Kim Hieora dan agensinya.
Telepon dengan Niat Jahat
“Setelah agensi merilis pernyataan kami, H mengirim pesan teks ke Kim Hieora terlebih dahulu, mengungkapkan keinginan untuk melakukan panggilan telepon, tetapi awalnya mereka tidak dapat menghubungi satu sama lain, jadi Kim Hieora-lah yang meneleponnya,” kata pihak agensi.
Ditambahkan bahwa H, yang mengklaim sebagai korban perundungan Kim Hieora, menekan sang aktris dengan menyebutkan klaim tidak berdasar untuk tujuan melaporkannya ke media.
“Kim Hieora, yang melakukan panggilan tersebut dengan perasaan bersalah karena tidak membela temannya saat H membicarakan hal ini, beberapa waktu kemudian menyadari bahwa panggilan itu dimaksudkan untuk tujuan jahat,” kata pihak agensi.
Advertisement
Kim Hieora Didesak Mengakui Tuduhan
Ditambahkan pula pada 17 Mei lalu, Kim Hieora datang sendirian ke media tersebut tanpa didampingi staf agensi. Tujuannya, ingin menjelaskan tuduhan yang membelitnya.
Di sana, diklaim bahwa pihak Dispatch “merayunya” untuk mengakui tuduhan ini. Salah satunya tuduhan bahwa ia merokok—sehingga bisa dikait-kaitkan dengan tudingan bahwa ia menyuruh siswa lain membeli rokok untuknya.
“Jika Anda mengakuinya, kami akan menyesuaikan tingkat keparahan artikel ini. Ini bakal seperti kasus Kim XX, sehingga kamu bisa kembali [ke layar],” begitu klaim pihak agensi soal pertemuan ini.
Dispatch Dituduh Berbohong
Agensi juga menyebut bahwa media ini sempat mengklaim sudah menyelesaikan tulisannnya pada Mei, dan bertujuan mempublikasikannya setelah drakor Kim Hieora tamat.
“Namun meski informan awal dan Kim Hieora sudah menyelesaikan kesalahpahaman mereka dan menyampaikan hal ini kepada media tersebut, mereka tetap melaporkan hal ini,” kata agensi.
Dispatch juga disebut membohongi pihak agensi dengan mengatakan mereka tak berkomunikasi dengan para informan. Semua ini, membuat agensi bertekad habis-habisan melawan Dispatch di ranah hukum dan mengungkap semuanya.
“Hak-hak banyak orang dilanggar karena tuduhan terhadap Kim Hieora ini. Karena kesimpulan yang keliru dan terburu-buru, perkelahian kecil diartikan sebagai berarti perundungan dan kekerasan di sekolah. Karena standar [ketat] yang berlaku untuk selebriti, bahkan orang-orang yang tidak berhubungan turut menjadi korban dan dituduh melakukan perundungan hanya karena mereka adalah anggota komunitas,” kata pihak agensi.
Advertisement