Bintang Emon Sentil Pengacara Pasangan Prewedding yang Ancam Tuntut Petugas Taman Nasional Gunung Bromo

"Tumbuhan super duper kering jangan kena api, kebakaran dia. Sama kayak tangan kita basah jangan nyabut colokan, kesetrum! Enggak tahu mungkin kalau di rumah Masnya di tiap colokan ada peraturannya, tapi di rumah kita enggak ada. Itu common sense," jelasnya.

"Sama kayak kita nyebrang enggak ada aturan wajib harus nengok kanan kiri, tapi logika dasarnya kan begitu. Mungkin Masnya kalau nyebrang lari ngebut kali ya, jadi pas ketabrak nuntut pemerintah. 'Kenapa enggak dibikin peraturan? Kenapa enggak ada petugas Dishub yang nemanin saya?'," sambungnya.

Menurutnya, logika dasar memang harus dimiliki setiap individu untuk menghindari kondisi semacam ini. Bintang berpendapat, tak semua hal harus memiliki peraturan tertulis.

"Yang gue gondoknya, ini titik awal aturan ribet ini, mungkin kita ngerasa di Indonesia banyak aturan yang ribet. Ini awalnya! ada kebodohan yang harus ditanggulangi oleh peraturan-peraturan, yang buat kita, yang kayaknya enggak mungkin ngelakuin kebodohannya kayak... 'Ini ngapain sih repot banget!' Ini awal mulanya!" terangnya.

Bintang Emon menyayangkan aksi permintaan maaf yang diiringi dengan embel-embel ancaman tuntutan. Padahal, petugas Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru sudah berbuat banyak untuk memadamkan api.

"Harusnya ya sudah minta maaf, diam, ini malah ditambah nyalahin petugasnya, itu petugasnya udah madamin. Udah sesak gara-gara... masih aja disalahin. Kalau mau nyalahin yang lain kek, nyalahin angin.... ya pokoknya itulah maksudnya," tutupnya.