Sukses

Desainer Amanda Hartanto Pamer Koleksi Batik Motif Bunga dan Kupu-kupu, Disanjung Dominique Diyose

Desainer Amanda Hartanto pamer koleksi busana Maharaya yang menampilkan batik motif bunga dan kupu-kupu. Dominique Diyose hadir dan mengapresiasi.

Liputan6.com, Jakarta Desainer Amanda Hartanto memamerkan koleksi busana Maharaya yang menampilkan batik motif bunga dan kupu-kupu yang dikombinasikan dengan kawung, dalam pergelaran TBF CollaborAction di Senayan City Jakarta, Minggu (24/9/2023).

Sang desainer memadukan warna soft dengan bold untuk mengajak generasi muda lebih berani bermain warna sekaligus menjadikan batik bagian dari gaya hidup. Salah satunya, paduan warna salem atau bangbang dengan hijau tua.

“Koleksi batik ini paduan salem dan hijau dongker. Yang hari ini saya tampilkan (di TBF CollaborAction) ada 10 look, tapi total koleksi ini ada 28 look,” beri tahu Amanda Hartanto, saat berbincang dengan Showbiz Liputan6.com, pada hari yang sama.

Sejumlah selebritas hadir dalam pergelaran busana ini antara lain Dominique Diyose, Caren Delano, Nathasa Dewanti, dan Ayushita. Dominique Diyose mengapresiasi koleksi Maharaya yang memadukan warna soft dan bold.

 

2 dari 4 halaman

Lighten Up The Day

“Aku tuh suka banget dengan cara Amanda Hartanto membuat mix and match-nya sendiri,” ungkap bintang film Berbagi Suami dan Karma. Ia juga menyorot pemilihan motif bunga dan kupu-kupu.

Dominique Diyose menilai floral salah satu motif paling luwes. Motif ini melintasi generasi dan disukai semua kalangan. Dominique Diyose menyambut hangat keputusan Amanda Hartanto memilih motif bunga dan kupu-kupu.

“Aku setuju, karena itu benar. Motif bunga selain luwes, dia tampak kayak merekah, memberi kesan lighten up the day, lebih segar,” kata Dominique Diyose seraya menyebut, pemilihan motif bunga dan kupu-kupu efektif menajamkan posisi batik sebagai gaya hidup.

Amanda Hartanto menjelaskan, Maharaya dirilis untuk menyambut Hari Batik yang dirayakan setiap 2 Oktober. Koleksi untuk Hari Batik biasanya digagas setahun sebelumnya. Setelah detail konsep ditentukan, eksekusinya hanya butuh waktu sekitar sebulan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Bunga, Kupu-kupu, dan Kawung

“Dari sebulan lalu saya mempersiapkan semuanya tapi sudah dengan konsep matang. Jadi tinggal eksekusi (koleksi busana Maharaya) satu bulan sebelum show,” Amanda Hartanto memaparkan.

Kawung adalah ciri khas Amanda Hartanto Batik yang muncul dalam logonya. Kawung berarti kesuburan. “Dari setiap motif yang kami pakai biasanya selalu mengandung kawung. Kawungnya sendiri bukan dari batik sih, tapi teknik bordir,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Founder and CEO The Bespoke Fashion (TBF) Consultant, Melinda Babyanna, mengapresiasi upaya Amanda Hartanto menjadikan batik sebagai gaya hidup. Batik tak lagi berjarak dengan gen Z atau generasi muda.

“Makanya kami undang Amanda Hartanto Batik, salah satu yang menggelar show hari ini. Harapan saya, makin banyak platform fashion yang membantu para brand owner atau desainer mengundang lebih banyak pencinta mode atau pelanggan untuk melihat langsung,” cetusnya.

 

4 dari 4 halaman

Wadah Baru Desainer Muda

Amanda Hartanto Batik hanya salah satu dari empat lini busana yang menggelar fashion show di TBF CollaborAction, yakni wadah baru para label lokal untuk saling berkolaborasi serta menggerakkan daya beli customer lewat konsep O2O commerce.

TBF CollaborAction hasil kerja sama TBF Consultant dengan Fashion Nation ke-17 Senayan City Jakarta. Selain Amanda Hartanto Batik, lini busana yang memamerkan koleksi baru mereka yakni Isla & Skye, MDLY modest lifestyle, dan Margaux White Label.

Isla & Skye merilis “London Collection 2023,” yang terinspirasi gaya busana cewek London yang effortlessly stunning. MDLY mengusung tema “Semasa: The Butterfly Chronicles of New York,” yang terinspirasi kecantikan bunga dan kupu-kupu di landmark serta taman kota New York, AS. Sementara itu, Margaux White Label pamer koleksi “One Fine Day” yang terinspirasi gaya musim semi, penuh semangat, sekaligus percaya diri.

“Kami harap semua brand lokal yang bergabung memperoleh banyak kesempatan, insight, jejaring, dan ide baru serta saling terkoneksi dengan pencinta mode yang loyal. Bahkan bertemu langsung dengan the real customer maupun yang potensial,” tutur Melinda Babyanna.

Yang bikin bangga, para desainer dan pemilik lini busana yang meluncurkan koleksi busana di TBF CollaborAction adalah perempuan. Mereka berhasil bertahan di industri ritel lokal dan terus sustain menjalankan label di industri seni khususnya mode.