Sukses

Duh, Amanda Manopo Ternyata Mengidap Epilepsi, Tidak Boleh Lelah karena Bisa Kejang: Kadang Sulit Tidur

Amanda Manopo menceritakannya kepada Kemal Palevi.

Liputan6.com, Jakarta Amanda Manopo, seorang pemain sinetron dan film terkenal, baru-baru ini berbicara terbuka tentang kondisinya yang mengidap epilepsi. Epilepsi adalah gangguan neurologis yang memengaruhi aktivitas otak dan dapat menyebabkan serangan kejang.

Kondisi ini dibahas Amanda Manopo dalam sebuah wawancara di saluran YouTube milik Kemal Palevi.

Amanda Manopo menjelaskan bahwa epilepsi yang dideritanya dapat membuat tubuhnya mengalami kejang. Oleh karena itu, dia harus berhati-hati untuk tidak terlalu lelah saat menjalani aktivitas sehari-hari.

"Dalam kondisi tertentu, seperti saat saya sangat lelah, saya bisa merasakan gejala epilepsi," kata Amanda Manopo dalam wawancara tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Mengatur Jadwal Kerja dan Istirahat

Saat ini, Amanda Manopo sedang berusaha berdamai dengan penyakitnya. Dia telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatannya, salah satunya adalah dengan mengatur jadwal kerja dan istirahatnya.

"Kini, saya telah mengatur jadwal syuting saya, dan kami harus menyelesaikannya sebelum jam sembilan malam. Hal ini untuk memastikan bahwa saya memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan tidur yang berkualitas, yang sangat penting bagi saya," tambah Amanda Manopo.

 

3 dari 4 halaman

Hal yang Memicu

Salah satu hal yang harus dihindari oleh Amanda Manopo adalah terlalu banyak berpikir, karena itu bisa memicu serangan epilepsi. Jika dia terlalu banyak memikirkan sesuatu, tidurnya bisa terganggu.

"Terlalu banyak pikiran dapat memicu serangan epilepsi saya, dan kadang-kadang saya bahkan sulit tidur karena gangguan ini," ungkap Amanda Manopo.

 

4 dari 4 halaman

Inspirasi

Dengan berbicara terbuka tentang kondisinya, Amanda Manopo tidak hanya memberikan wawasan tentang epilepsi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mungkin menghadapi tantangan kesehatan serupa.

Kesadaran tentang epilepsi dan bagaimana mengelolanya dapat membantu mengurangi stigmatisasi terhadap penyakit ini.

Video Terkini