Sukses

Resensi Film Five Nights At Freddy's: Adaptasi Game, Teror Maskot, hingga Trauma Masa Lalu

Five Nights At Freddy’s sudah dapat membuat Anda ikut merasakan repetisi menegangkan di taman bermain Freddy Fazbear’s Pizza lewat bioskop pada tanggal 25 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sederet film membawa ide dengan mengadaptasi sebuah game populer untuk diangkat ke layar lebar. Five Nights At Freddy’s meluncur dengan latar belakang serupa dengan berkiblat pada game franchise bertajuk sama untuk diolah dalam kemasan film horor.

Film Five Nights At Freddy’s adalah satu lagi karya horor sineas Blumhouse Productions yang sebelumnya sukses menerbitkan serial Insidious dan The Exorcist: Believer. Sama-sama menyajikan kesadisan, film horor satu ini terbilang lebih ringan. Potongan tiap adegan tidak berlebihan untuk sasaran usia 13 tahun ke atas.

Scot Cawthon digandeng serta menggarap skenario untuk mentransformasikan game yang dibangunnya ke dalam naskah film. Josh Hutcherson, Piper Rubio, dan Elizabet Lail secara spesial dinobatkan untuk “bermain” di taman bermain Freddy Fazbear’s Pizza yang digambarkan populer di tahun 1980-an.

Meskipun skala adegan sadis dalam Five Nights At Freddy’s terhitung ringan dibanding The Exorcist: Believer, warna horor khas dengan beberapa adegan berdarah yang minim agaknya sedikit patut diwaspadai sebelum menonton film ini.

Berikut disajikan resensi yang akan mengulas film ini. Five Nights At Freddy’s sudah dapat membuat Anda ikut merasakan repetisi menegangkan di taman bermain Freddy Fazbear’s Pizza lewat bioskop pada tanggal 25 Oktober 2023.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Sebatas Penjaga Taman Bermain Usang

Secara sederhana, film dimulai dari keputusasaan Mike Schmidt (Josh Hutscherson) yang kehilangan pekerjaan karena kecerobohan ketika bertugas. Situasi hilang pekerjaan ini menuntun Mike menemui seorang konselor karier.

Titik tersebut menjadi tolakan yang menghantarkannya pada sebuah pekerjaan menjaga taman bermain bernama Freddy Fazbear’s Pizza yang sudah tutup puluhan tahun.

Pekerjaannya mudah, dia hanya perlu terjaga hingga fajar agar tempat tersebut tidak dijarah orang lain. Keraguan meninggalkan sang adik, Abby Schmidt (Piper Rubio), luruh ketika sadar hanya pekerjaan itulah yang mampu menahan Abby untuk tetap tinggal bersamanya.

Di tempat bekerja barunya itulah dia bertemu dengan Vanessa (Elizabeth Lail), seorang polisi yang bertugas di kawasan Freddy Fazbear’s Pizza. Bersama Vanessa dia mengungkap alasan di balik tutupnya tempat tersebut hingga masa lalunya.

3 dari 7 halaman

Repitisi Mimpi dan Penyesalan

Repitisi adegan mimpi yang cukup mengesankan menjadi salah satu killing part dari film ini. Mimpi yang mengambil tempat di masa lalunya itu merupakan potongan mimpi yang sama yang bermuara pada momen dia kehilangan adik lelakinya yang bernama Garret ketika dia berusia 12 tahun.

Ia bahkan berusaha terus menghadirkan mimpi serupa tiap malam untuk bisa membalikkan keadaan. Terlebih untuk mengetahui siapa pengemudi mobil yang membawa Garret pergi hingga mengubah kehidupannya selama puluhan tahun.

4 dari 7 halaman

Teror Maskot

Five Nights At Freddy’s menyajikan sajian menegangkan selama menghabiskan waktu di dalam sebuah ruangan penuh monitor dengan bayang-bayang teror. Teror maskot di Freddy Fazbear’s Pizza menjadi nyawa dari film ini.

Teror dari game Five Nights At Freddy’s yang diciptakan Scot Cawthon berusaha direfleksikan dalam film horor ini. Maskot bernama Freddy, Bonnie, Chica, dan Foxy menjadi sosok peneror di film ini.

5 dari 7 halaman

Horor Penuh Emosi

Ekspektasi horor yang sangat mencekam dan menegangkan tampaknya kurang tepat dilabuhkan untuk Five Nights At Freddy’s. Mengingat batasan minimal usia penonton film ini adalah usia 13 tahun.

Dibanding menyajikan adegan dramatis penuh kekejaman, film ini justru secara cerdik membungkus tiap jalan cerita dengan percikan emosional yang meningkat dari tiap lompatan adegan. Inti dari semuanya tetaplah ikatan antara Mike dan Abby, sebagai tulang punggung yang kuat untuk menjaga investasi emosional penonton tetap pada porsi.

6 dari 7 halaman

Memeluk Trauma

Five Nights At Freddy’s membawa penonton untuk memahami bahwa masa lalu harus tetap tinggal di belakang. Begitupun yang pada akhirnya dilakukan Mike dengan mengikhlaskan Garret untuk tinggal di memorinya.

Pengemasan cerita hubungan kakak beradik antara Mike dan Abby berhasil menjadi nyawa utuh dari awal hingga akhir untuk menghangatkan hati penonton. Film ini menyampaikan pesan sederhana yang kerap luput dari manusia. Bahwasanya, kunci utama permasalahan adalah melangkah dan melihat ke depan.

7 dari 7 halaman

Fokus pada Penyelesaian

Bukan menyajikan teror horor hingga "kehilangan napas", film ini dapat dikatakan menghadirkan warna lain dari kisah horor besutan Blumhouse Picture di tahun 2023 ini. Penonton justru diajak secara perlahan membongkar kepingan masa lalu untuk menambal masalah yang dihadapi para pemerannya.

Tidak hanya pada Mike, Five Nights At Freddy’s juga berhasil membuat belenggu Vanessa berhasil dihancurkan.

Sutradara : Emma Tammi

Produser : Scott Cawthon danJason Blum

Pemeran : Josh Hutcherson, Elizabeth Lail, Piper Rubio, Mary Stuart Masterson, dan Matthew Lillard

Produksi : Blumhouse Production dan Universal Pictures

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini