Sukses

Atta Halilintar Nyaris Adopsi Bayi dari Palestina, Sayangnya Batal karena Terkendala Administrasi

Aktivis Bang Onim mengaku sempat hendak membawa bayi tanpa orang tua di Palestina untuk diajak ke Indonesia agar dirawat oleh Atta Halilintar.

Liputan6.com, Jakarta Atta Halilintar salah satu selebriti yang telah banyak berkontribusi dalam hal memberikan bantuan kepada Palestina. Alhasil, sosok Atta Halilintar pun jadi cukup disegani oleh orang-orang yang memiliki perhatian lebih terhadap Palestina, termasuk sosok bernama Bang Onim.

Nama Bang Onim dikenal oleh sebagian masyarakat Tanah Air sebagai aktivis kemanusiaan yang menetap di Palestina. Bahkan, Bang Onim saat ini sudah berkeluarga dengan wanita asli Palestina. Keduanya juga telah dikaruniai dua orang anak.

Rupanya, Bang Onim sempat mengetahui soal keinginan Atta Halilintar mengadopsi anak-anak yatim piatu dari Palestina. Malahan, Bang Onim mengaku sempat hendak membawa bayi tanpa orang tua di Palestina untuk diajak ke Indonesia agar dirawat oleh Atta Halilintar.

Sayangnya, keinginan Atta Halilintar masih belum bisa terwujud. Pasalnya, pada saat Bang Onim membawa beberapa orang bayi ke Indonesia sambil membawa keluarga hendak keluar dari Palestina untuk ke Indonesia, nama bayi-bayi tersebut belum terdaftar.

 

2 dari 5 halaman

Keinginan Atta Halilintar Ingin Mengasuh Anak Palestina

Dalam satu titik perbincangan, Atta Halilintar membeberkan bahwa dirinya dan sang istri, Aurel Hermansyah, sangat menginginkan bisa mengasuh anak-anak Palestina yang sudah tak punya keluarga.

"Bang Onim, saya ngomong sama istri saya dari sebelum nikah, pengin adopsi anak Palestina," ucap Atta Halilintar dalam program podcast Need A Talk, diunggah Jumat (10/11/2023).

"Cuma sampai hari ini, kita sudah hubungi ke sana itu. Ternyata enggak boleh ya, bang?" tanya Atta Halilintar kepada Bang Onim.

 

3 dari 5 halaman

Bang Onim Sempat Membawa Bayi untuk Diserahkan kepada Atta Halilintar

Disampaikan oleh Bang Onim bahwa, banyak warga negara Indonesia yang berharap bisa mengauh anak-anak Palestina. Selain itu, ia juga menyampaikan rencananya membawa dua bayi. Satu bayi rencananya hendak dititipkan kepada Atta Halilintar.

"Saat ini di Gaza sebelum terjadi peperangan itu jumlah anak yatim lebih dari 23 ribu orang. Anak yatim kehilangan orangtua, mungkin teman-teman Indonesia juga mengatakan bahwa bisa diadopsi yang laki-laki, pengin dong yang perempuan, pengin dong usia satu bulan, pengin dong lima bulan, pengin dong yang usia satu tahun," terangnya.

"Ternyata bang Atta, pada saat terjadi peperangan, saya juga keluar kemarin, rencananya mau bawa dua bayi, mau kasih satu buat bang Atta," ujar Bang Onim.

"MasyaAllah," Atta Halilintar merespons.

 

4 dari 5 halaman

Bayi yang Hendak Diserahkan ke Atta Halilintar Tak Bisa Dibawa ke Indonesia

Sayangnya, begitu hendak keluar dari perlintasan, Bang Onim gagal membawa dua bayi tersebut. Meskipun sudah tak punya orangtua, bayi-bayi tersebut masih belum terdaftar.

"Tapi nama-nama kami sudah masuk di pintu perlintasan. Sedangkan kedua bayi ini, yang satu buat Bang Atta, mereka belum masuk otomatis karena harus diurus lagi sudah tidak bisa. Orangtuanya sudah meninggal dan sudah enggak ketahuan keluarganya siapa, dari mana," ucap Bang Onim.

"Dapat bayi dibawa ke rumah sakit dan rumah sakit itu ada tempat. Kayak namanya baby care atau apa itu. Mereka sudah tidak punya orangtua. Jadi saya kordinasi dengan teman-teman kedubes, bisa enggak bayinya masih di RS Asyifa," Bang Onim menyambung perihal asal-usul bayi tersebut.

 

5 dari 5 halaman

Harus Sesuai Aturan Internasional

Selanjutnya, Bang Onim membeberkan bahwa syarat yang harus dilakukan untuk mengadopsi anak sangatlah panjang untuk dijalani lantaran adanya pengadilan dan aturan internasional yang berlaku.

"Yang kedua, untuk mengadopsi anak itu, di sana mereka juga punya aturan internasional, atau pengadilan agama, atau pengadilan tinggi negeri di sana," terang Bang Onim.

"Jadi yang mengadopsi itu harus datang ke sana, bertemu dengan keluarganya untuk dipindah, ganti nama atau seperti apa di pengadilan tersebut. Jadi tidak segampang itu, mereka punya aturan sendiri," lanjut Bang Onim.