Liputan6.com, Jakarta Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Jakarta, Calderaa (ditulis caldera), baru-baru ini telah merilis single teranyarnya yang berjudul “Rindu Lukisan”. Berbeda dengan tiga karya sebelumnya, lagu ini merupakan cover lagu karya maestro favorit Indonesia, Ismail Marzuki.
Kini, rendisi terbaru “Rindu Lukisan” oleh Caldera yang juga menampilkan solois pria Rei Naldy, terpilih menjadi salah satu lagu yang menjadi bagian dari soundtrack Gadis Kretek, series orisinal pertama Netflix Indonesia yang didaptasi dari novel karya Ratih Kumala.
Series Gadis Kretek yang disutradarai oleh Kamila Andini ini juga turut dibintangi oleh nama-nama besar di industri film tanah air. Mereka adalah Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, dan masih banyak lagi.
Advertisement
"Rindu Lukisan" merupakan sebuah lagu yang pernah dilantunkan oleh Pranadjaja dan Nina Kirana, yang juga merupakan bagian dari film drama musikal klasik tahun 1958 dengan titel Asrama Dara karya Usmar Ismail. Menurut caldera, memberikan nafas segar pada lagu ini merupakan pengalaman yang menyenangkan.
“Bagaikan dikecup memori manis dari masa lalu, ketika mendengar lagu ‘Rindu Lukisan’ untuk sekian kalinya tahun ini, rasanya seperti dibawa ke masa di mana tiada hari tanpa mendengar oma Mies bernyanyi di ruang tamu, salah seorang adik dari nenek saya yang gemar sekali bernyanyi,” tutur caldera.
Pengalaman Pribadi Caldera
Caldera menambahkan pengalaman pribadinya, “Beruntungnya karena cukup sering menemani oma bernyanyi, lagu-lagu yang dinyanyikan oma kian melekat, membuat aku ikut menggemari lagu-lagu lawas yang dibawakan oma di ruang tamunya. Dari sekian banyak lagu-lagu itu, ‘Rindu Lukisan’ adalah lagu yang sangat membekas.”
Mengupas segi musikalitas, rendisi yang diproduseri oleh Heston Prasetyo ini diracik sesederhana mungkin dengan tujuan menyentuh hati pendengar lagunya.
Sewaktu dikemas utuh dengan aksi vokal yang tersajikan bagi pendengar bagaikan sebuah hidangan hangat berpalet pedih-nikmatnya perasaan nostalgia serta cemas-manisnya si asmara.
Advertisement
Sebuah Kehormatan bagi Caldera
Menjadi sebuah kehormatan bagi caldera untuk bisa menjadi salah satu pengisi soundtrack dalam series Gadis Kretek.
Harapannya, dengan adanya kesempatan ini, bisa sekaligus menjadi penanda Caldera yang semakin mantap untuk menginjakkan kakinya di industri musik Indonesia.
“Masih panjang perjalanan yang akan aku jalani, ini semua baru awal dan tentunya masih banyak kejutan-kejutan lain di depan sana yang pasti akan semakin seru” tutup Caldera.
Tentang Caldera
Tumbuh besar dengan keluarga yang menyukai musik di usia 7 tahun, Mutia Deviana sudah menemukan dirinya jatuh cinta dengan bernyanyi. Sedari kecil perempuan yang berdarah Batak ini telah diperdengarkan oleh orang tuanya musik dari mulai João Gilberto, Dinah Shore, Sam Saimun, Ermy Kullit, sampai Lilis Suryani.
Lain dengan anak muda di era digital sekarang, Mutia justru jatuh hati pada musisi-musisi lama ini yang pada akhirnya memberikan pengaruh besar terhadap sosoknya hari ini sebagai seorang penyanyi dan penulis lagu dengan nama moniker Caldera.
Arti nama Caldera sendiri memiliki arti sebuah keindahan yang lahir dari kehancuran besar, bagaikan seperti cekungan menyerupai kuali yang terbentuk tak lama setelah pengosongan ruang dapur magma dalam erupsi terjadi.
Advertisement
Kiprah Caldera
Pada tahun 2021, caldera merilis single perdananya “Talk”, sebuah lagu yang ia tulis berbahasa inggris yang merupakan surat cinta caldera untuk siapapun yang menemukan diri mereka hilang dan rindu. Tidak jauh dari perilisan pertamanya, caldera langsung memberikan single follow up nya “Dahaga” sekaligus penanda lagu berbahasa Indonesia pertama yang dirilis oleh caldera.
Di tahun 2023, caldera kemudian merilis sebuah single kolaborasi bersama Bilal Indrajaya berjudul “Semestinya” yang turut menghadirkan Heston Prasetyo sebagai produser. Menuju akhir tahun 2023, caldera kembali dengan merilis “Rindu Lukisan” sebagai single keempatnya yang merupakan sebuah cover lagu dari karya Ismail Marzuki.
Sebelumnya, caldera juga membawakan cover tersebut pada live sessionnya yang dapat disaksikan di kanal YouTubenya. Cover lagu yang juga menampilkan penyanyi pria Rei Naldy tersebut menyita perhatian banyak orang sampai akhirnya terpilih menjadi bagian dari soundtrack series pertama Netflix Indonesia, Gadis Kretek yang dibintang oleh nama-nama papan atas industri film Indonesia.
Melalui keempat karya yang sudah rilis ini, caldera konsisten dengan visinya untuk menggambarkan emosi yang jujur dan terbuka dalam pendekatannya dalam musik. Melalui musiknya, caldera ingin mengundang pendengarnya untuk mengungkap emosi sembari menikmati alunan musik otentik yang berwarna.
Daya tarik suram, bertemu dengan emosi yang jujur, dan dipersatukan oleh vokal yang halus menjadi ciri khas dari seorang caldera.