Sukses

Arda Naff Kenang Momen Sulit Saat Pertama Kali Merantau ke Jakarta, Beli Ayam Goreng Satu Potong Berdua dengan Ayah

Melalui unggahan di media sosialnya, Arda Naff menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan perubahan pemikiran.

Liputan6.com, Jakarta Arda Naff membagikan momen sulitnya saat pertama kali merantau ke Jakarta. Melalui unggahan di media sosialnya, suami Tantri Kotak itu menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan perubahan pemikiran.

Dalam unggahan tersebut, vokalis Naff itu mengungkapkan bahwa pada masa kecilnya, ia memiliki pandangan negatif terhadap orang kaya. Kesusahan hidup yang dihadapinya membuatnya mudah menghujat dan melihat orang kaya sebagai sosok jahat.

Setelah menyelesaikan SMA, Arda Naff dibawa ke Jakarta oleh sang ayah untuk hidup mandiri.

“Dulu benci banget sama orang kaya, karena dari kecil saya hidup dalam kesusahan gampangnya ya menghujat. Pokoknya di mata saya orang kaya itu jahat. Selepas SMA saya "dibuang" di Jkt oleh bapak, tambah lagi list orang jahat dihidup saya yaitu orang tua,” tulis Arda Naff di Instagram-nya pada Jumat (15/12/2023).

Namun, seiring berjalannya waktu, Arda dipaksa untuk beradaptasi. Tanggung jawab tumbuh, matanya dan telinganya terbuka secara obyektif. Ia menyadari bahwa tidak semua orang kaya adalah sosok yang buruk.

2 dari 4 halaman

Berubah Pikiran

“Ternyata banyak orang kaya yg dermawan, banyak orang kaya yg begitu kerja keras, banyak orang kaya yg pandai menginvestasikan uang dan kesehatan, banyak orang kaya baik hati. Jadi selama saya membenci orang kaya, saya cuma cari gampangnya saja, itu amarah saya dibawah alam bawah sadar atas ketidakmampuan atau justru keinginan yg gak kesampaian,” sambung Arda Naff.

“Ternyata benar hidup penuh kesulitan, seakan harus ditolong itu sebuah kewajiban orang lain, padahal yg bisa menolong adalah diri sendiri,” tambahnya.

 

3 dari 4 halaman

Berbagi

Perlahan, pemikiran Arda berubah. Uang yang ia hasilkan kini digunakan untuk berbagi, mendukung teman-teman bisnis, memberikan sedekah, dan memberikan dukungan finansial kepada keluarganya. Keanehan terjadi ketika uang yang dikeluarkan dengan sukacita justru membawa lebih banyak rejeki kepada dirinya dan orang di sekitarnya.

“Tiba tiba cara berfikir saya berkembang, uang yg dibuat berbagi, mentraktir teman, mensuport bisnis kawan, sedekah, royal kepada keluarga, uang yg dikeluarkan secara gembira anehnya kembali lebih banyak membawa teman-temannya dalam bentuk rejeki yg beragam. Justru menyulitkan rejeki orang lain, curang serta ngakalin rejeki, berujung mengakses derita dan kedamaian yg hilang,” beber Arda Naff lagi.

 

4 dari 4 halaman

Nostalgia

Arda juga merayakan momen bersama ayahnya. Mereka mengenang masa sulit di awal merantau, di mana mereka hanya mampu membeli satu potong ayam goreng dan membaginya berdua. Makan bersama itu menjadi sebuah nostalgia yang penuh makna, mengingat perjuangan mereka di masa lalu. Sekarang, Arda merasa berterima kasih kepada sang ayah atas pengalaman tersebut.

“Kemarin kita nostalgia makan 1 ayam kerena dulu pas awal dilepas di jkt kita mampu cuma beli 1 ayam goreng ini dibagi berdua, dulu bapak makan sambil ketawa ketawa, saya kesel dipikir mau ditelantarkan. Ternyata untuk mengubah seseorang dasarnya adalah kesadaran. Bapak sehat sehat ya, matur nuwun sudah sebulan di jakarta nemenin cucu. Selamat kembali ke kampung halaman bapakku #📘,” tutup Arda Naff.

Video Terkini