Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari dunia sastra Tanah Air. Ignas Kleden meninggal dunia pada Senin (22/1/2024) di Jakarta pada usia 76 tahun. Kabar Ignas Kleden meninggal dunia tersebar di medsos, termasuk Twitter.
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid melayangkan dukacita mendalam atas berpulangnya Ignas Kleden. Ia pun minta maaf karena belum bisa memenuhi janji kepada almarhum.
Baca Juga
“Selamat jalan, pak Ignas. Maafkan saya belum memenuhi janji untuk sowan membicarakan demokrasi Indonesia,” cuit Alissa Wahid lewat akun Twiter terverifikasi, Senin (22/1/2024).
Advertisement
Setelahnya, ia menyinggung tugas yang telah selesai. Alissa Wahid menyebut generasi muda kehilangan kesempatan belajar dari sastrawan sekaligus kritikus sastra ulung, Ignas Kleden.
Tugas Bapak Telah Purna
“Tugas bapak telah purna, kamilah yang kehilangan kesempatan. Rest in peace,” pungkasnya. Alissa Wahid melayangkan dukacita merespons kabar duka yang diunggah Profesor Saiful Mujani di Twitter.
Mengunggah potret kenangan Ignas Kleden mengenakan kemeja cokelat, Saiful Mujani mengaku kehilangan seraya bersaksi bahwa semasa hidup almarhum sosok baik, pintar, juga rendah hati.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Baik, Pintar dan Rendah Hati
“Dapat kabar, filsuf kita Pak Ignas Kleden meninggal dunia hari ini. Beliau orang yang sangat baik, pintar tapi sangat humble. merasa sangat kehilangan. tapi ihlas. udah cukup sepuh. generasinya sudah banyak yang pergi duluan. semoga beliau dalam damai abadi,” cuitnya.
Kanal Regional Liputan6.com hari ini mengabarkan, Ignas Kleden lahir di Larantuka, NTT, 19 Mei 1948. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Flores (1972).
Rekam Jejak Ignas Kleden
Setelahnya, Ignas Kleden meraih gelar Master of Art bidang filsafat dari Hochschule fuer Philosophie, Muenchen, Jerman (1982). Ignas Kleden meraih gelar Doktor bidang Sosiologi dari Universitas Bielefeld, Jerman (1995).
Salah satu karya esainya yang terkenal, bertajuk “Simbolis Cerita Pendek,” yang muncul dalam buku Anjing-anjing Menyerbu Kuburan (Cerpen Pilihan Kompas) yang dirilis pada 1997. Selamat jalan, Pak Ignas.
Advertisement