Sukses

Kesan Pertama Rizky Febian Bertemu Mahalini: Judes Banget, Nggak Kepikiran Jadi Pacar

Kesan pertama Rizky Febian saat bertemu Mahalini ternyata tidak cukup positif.

Liputan6.com, Jakarta Rizky Febian mengungkap awal pertemuannya dengan Mahalini yang terjadi beberapa tahun lalu. Kala itu, mereka mengisi acara dan diagendakan untuk duet.

Kesan pertama Rizky Febian saat bertemu Mahalini ternyata tidak cukup positif. Anak sulung Sule itu menilai pelantun lagu "Sial" memiliki sikap yang kurang ramah kepada orang lain.

"Sebelumnya cuma sekedar tahu, pas pulang tuh ngerasa judes banget orangnya ya ternyata. Kerena dia kan mukanya kalau diam bikin orang mikirnya sombong," jelasnya di YouTube HAS Creative.

"Padahal memang mimik mukanya kayak gitu. Judes banget, songong, di luar list kayaknya. Maksudnya di luar list kan gue lagi mencari seseorang saat itu. Intinya enggak ada kepikiran bisa jadi pacar, hanya sekedar teman," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Pertemuan Kedua Terjadi di Bali

Sampai ada satu momen di mana dia berlibur di Bali. Rizky Febian kemudian dikenalkan oleh seorang teman dengan Mahalini. Lagi-lagi, belum ada hal yang istimewa di Bali. Pertemuan selanjutnya terjadi di ruang tunggu acara televisi.

"Dia tinggal di sana (Bali) terus dipertemukan sama salah satu teman, terus ketemu di TV dan ngobrol. Ternyata tidak seperti yang gue pikirkan, ternyata dia orangnya baik, di luar ekspektasi. Dia nyambung, enak diajak ngobrol," paparnya.

3 dari 4 halaman

Pembahasan soal Ibu

Obrolan mereka tiba-tiba sampai pada satu topik yang memantik timbulnya perasaan berbeda. Itu adalah topik perihal ibu mereka yang telah meninggal dunia.

"Yang bikin kita lebih dekat adalah ketika ngobrol pas masih banyak orang tiba-tiba orang-orang tuh sibuk sendiri-sendiri. Akhirnya kita sampai ke obrolan, dia sudah enggak punya ibu. Gue enggak ada ibu. Akhirnya ngobrolin itu," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Memiliki Nasib Sama

Rasa kepedulian Rizky Febian terhadap Mahalini akhirnya muncul lewat topik tersebut. Dia merasa memiliki kesamaan nasib dengan Mahalini.

"Jadi karena ada pembicaraan yang sangat privasi waktu itu tentang keuarga dia dan keluarga gue, ada rasa nyambung sampai akhirnya timbul perasaan. Kok gue bisa ngerasain rasa sedihnya dia juga, apa yang dia rasain. Sampai ada pemikiran dia sama siapa, kan keluarganya di Bali, dia kerja di Jakarta," tutupnya.