Liputan6.com, Jakarta Selama ini, Rory Asyari lebih dikenal sebagai presenter dan news anchor salah satu stasiun televisi swasta. Februari 2024, ia debut di layar lebar dengan membintangi Lampir karya sienas Kenny Gulardi bersama sederet bintang terkenal, dari Ardina Rasty hingga Gandhi Fernando.
Â
Dalam Lampir, Rory Asyari memerankan Angga. Peran Angga jatuh ke tangannya lewat proses audisi di depan Kenny Gulardi dan produser Philip Lesmana. Kala itu, Philip mengontaknya untuk menjajaki kemungkinan bergabung dalam proyek film horor. Merasa tertantang, Rory Asyari datang.
Advertisement
"Dia bertanya, tertarik enggak mengisi cast film ini. Karena lawan mainnya adalah Robby (Gandhi Fernando), mereka mencari cast yang tinggi tuh susah banget. Saya ditawari dan ketika menerima potongan skripnya, wah seru banget," katanya soal film Lampir.
Potongan adegan yang diperankan Rory Asyari di ruang audisi, yakni ketika Angga mendapati salah satu temannya tewas lalu berasumsi Robby (Gandhi Fernando) biang keroknya. Ia diberi klu, jika bisa mengeksekusi adegan ini maka adegan lain akan terasa lebih mudah.
Benar saja. Cara Rory Asyari memainkan adegan ini memenangkan hati Kenny Gulardi dan Philip Lesmana. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 fakta Rory Asyari membintangi film Lampir, yang akan tayang di bioskop mulai 14 Februari 2024.
Â
1. Akting Adalah Ketakutan di Masa Lalu
Terang-terangan Rory Asyari menyebut akting sebagai ketakutannya di masa lalu. Merasa tak percaya diri, pesohor dengan 250 ribuan pengikut di Instagram ini dulu menyebut akting bukan dunianya. Rory Asyari menyebut akting tidak akan menjadi pilihan kariernya. Kini, sudut pandang itu berubah.
"Saya keluar dari dunia jurnalistik sambil berpikir kenapa tidak mengeksplorasi ketakutan yang dulu? Hidup hanya sekali. Saya pengin benar-benar menghabiskan masa produktif dengan sesuatu yang dulu saya takuti," ungkapnya di Jakarta Pusat, pekan ini.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2. Awalnya Kaku Kayak Kanebo Kering
Di awal, Rory Asyari menyebut aktingnya kaku kayak kanebo kering. Gaya khas presenter masih kentara saat adu akting di depan kamera. Ia kemudian mengontak sahabatnya, Marissa Anita yang meraih Piala Citra Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 2021 lewat film Ali & Ratu-ratu Queens.
"Awalnya saya banyak konsultasi dengan Marissa Anita. Dia mengarahkan saya untuk belajar kepada Paul Agusta, pemilik sekolah akting Bengkel Akting Kuma. Di situ ada Paul, Kiva Iskak termasuk Kiki Narendra. Saya belajar di sana," Rory Asyari mengenang.
Â
Â
3. Bagian Tersulit dari Akting
Hasil tak mengkhianati usaha. Perlahan tapi pasti rekam jejak Rory Asyari di dunia seni peran makin nyata. Setelah membintangi web series Turn On yang mengudara di platform streaming Vidio, kini ia tampil dalam Lampir. Rory Asyari lantas menguak bagian tersulit dari berakting.
"Yang sulit saya ubah adalah bagaimana melihat kamera. Ketika jadi presenter, kamera adalah audiens. Kita bicara dengannya. Di film, kamera adalah dunia yang lain. Saya menghidupkan karakter lalu di-capture oleh kamera. Kamera itu seolah tidak ada, dia seperti saksi cerita," akunya.
Â
Advertisement
4. Retake 7 Kali Selama 6 Jam
Masih segar dalam ingatan Rory Asyari bagian tersulit saat syuting Lampir, yakni adegan salah satu tokoh tewas di awal cerita. Tragedi itu menyadarkan sejumlah karakter lain bahwa mereka terjebak dalam plot mematikan. Yang sanggup bertahan hingga akhir tak akan menjadi tumbal.Â
"Ini sangat menantang karena ibarat adegan sekitar 6 menit full shot, kami retake hingga 7 kali, dari jam 13 sampai 19. Kami benar-benar capai. Saat retake kali ketujuh, Rasti datang bawa gemblong dan bilang: Guys santai dulu saja deh, makan gemblong dulu, ha ha ha!" Rory Asyari membeberkan.
Â
5. Berapa Persen Kemiripan Rory dan Angga?
Syuting Lampir berlangsung selama 14 hari. Sebagian besar berlokasi di sebuah vila di Bogor, Jawa Barat. Sisanya mengambil gambar di Jakarta dan Depok. Rory Asyari menyebut karakter Angga mirip dengannya.
"Mungkin mirip 60 persen. Dalam hal lovely-nya, passionate-nya, ngemong-nya. Kalau 40 persen sisanya mungkin Rory lebih baji**** ha ha ha!" cetus aktor kelahiran Solo, 12 Mei 1987.
Â
Â
Advertisement
6. Siapa Lampir?
Menyebut nama Lampir, publik biasanya teringat villain dari serial sandiwara radio Misteri Dari Gunung Merapi yang telah difilmkan dan dibuat versi sinetron di Indosiar. Lantas apakah Lampir yang diproduksi Creator Pictures, Sinergi Pictures, dan Vision+ ini ada kaitannya dengan kisah dari Gunung Merapi.
Untuk yang satu ini, Rory Asyari menjelaskan, Lampir dari Gunung Merapi memang sangat ikonis. Namun film terbarunya tak ada kaitan dengan sosok tersebut. Lampir versi Kenny Gulardi datang dari era modern. Persamaannya dengan Mak Lampir versi klasik adalah ambisi.
Melansir dari berbagai sumber, Mak Lampir versi klasik terobsesi menghidupkan kembali pria yang dicintainya dengan konsekuensi, wajahnya yang cantik akan jadi buruk rupa. Konsekuensi itu diambil. Wajahnya memburuk. Pria yang dicintainya hidup lagi. Namun, ia tak mengenali Lampir.
Bahkan, menyebut wanita buruk rupa ini sebagai biar onar warga desa. Sakit hati dengan perlakuan ini, Mak Lampir berbalik arah. Tak lagi percaya pada cinta, kebaikan, dan pengorbanan. Lantas bagaimana dengan Lampir versi sineas Kenny Gulardi?
"Dalam film ini, ambisi Lampir adalah untuk tetap cantik. Dia butuh inang untuk stay beautiful. Makanya dia berganti dari satu inang ke inang yang lain. Nah, siapakah yang akan jadi inang Lampir kali ini? Jawabannya ada di film Lampir," pungkas Rory Asyari.
Â
Â
Â