Liputan6.com, Jakarta - Ratu Adil merupakan original series dari aplikasi streaming Vidio yang sayang jika dilewatkan. Hadir dalam delapan episode di aplikasi streaming Vidio, series yang dirilis pada 29 Februari 2024 ini mengusung genre action crime drama yang penuh dengan plot menegangkan dan karakter yang kompleks.
Disutradarai Tomy Dewo dan Ginanti Rona, jajaran pemain yang terlibat bukan kaleng-kaleng. Sebut saja Dian Sastrowardoyo, Nino Fernandez, Donny Damara, Andri Mashadi, Hana Malasan, dan masih banyak lagi yang lain. Apalagi cerita yang dihadirkan terbilang baru untuk series di Indonesia.
Setidaknya hal itu yang dirasakan Andri Mashadi ketika pertama kali disodorkan cerita Series Ratu Adil. Sehingga, ia merasa tidak ada alasan baginya menerima tawaran terlibat di dalamnya.
Advertisement
"Ceritanya mensrik, kayaknya belum ada crime drama yang seperti ini di Indonesia. Terus ketemu jajaran director-nya menarik, produsernya aku kenal. Terus ditunjukin jajaran cast-nya Oh My God seru banget. Bener kan, pas syuting seru," ujar Andri Mashadi di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
Keserusan Dian Sastro
Senada dengan Andri, Dian juga merasakan hal sama saat ditawari bermain di Series Ratu Adil. Dian mengaku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bermain di Series yang sangat bagus ini.
"Setuju sama Andri, ini kayak sebuah kesempatan yang sayang banget dilewatin. Dari sutradara, produser, materi udah bagus banget. Pemainnya juga semua keren banget. Suatu kehormatan sih diajakin di proyek ini," akunya.
Advertisement
Karakter Elfara
Sementara itu, Hana Malasan bercerita tentang peran Elfara yang dilakoninya di Series Ratu Adil. Ia mengaku belum pernah mendapat karakter seperti yang diperankan di series tersebut,
"Aku pribadi, karakter Elfara ini merupakan karakter yang aku sebagai aktor pasti tertantang. Elfara ini memang sesuatu yang belum pernah aku sentuh areanya, dan jauh sekali dari aku. Ceritanya juga sangat menarik dan unik," ungkap Hana.
Lebih Sulit dari Film
Hana melanjutkan, membintangi sebuah series jauh lebih sulit daripada film layar lebar. Selain proses produksi yang panjang, continuity emosi setiap pemain harus tetap terjaga di setiap episodenya.
"Menurutku series jauh lebih susah, lebih kompleks karena jangka waktu yang harus dijaga, continuity emosi dan semuanya lebih panjang. Menjaga emosi dari episode ke episode juga jadi tantangan bagi pemain," ucap Hana memungkasi.
Advertisement