Sukses

Verona Pictures Merambah ke Industri Film Nasional: Lima Karya Spektakuler dari Berbagai Genre

Verona Pictures sukses memproduksi ribuan episode sinetron di televisi.

Liputan6.com, Jakarta Pada tanggal 7 Maret 2024, Verona Pictures, setelah sukses memproduksi ribuan episode sinetron di televisi, mengumumkan evolusinya ke industri perfilman nasional melalui Verona Films. Kiprah baru ini akan dimulai dengan produksi lima film layar lebar terbaru yang menawarkan berbagai genre, menjadi langkah awal Verona Films untuk bersaing di industri kreatif perfilman nasional. 

Sejumlah sineas ternama di Indonesia, seperti Pidi Baiq, Guntur Soeharjanto, Emil Heradi, Dedy Mercy, dan Findo Purwono H.W, berkomitmen untuk bekerja sama dengan Verona Films, menghadirkan karya-karya terbaik mereka kepada penonton Indonesia.

Menurut data Badan Perfilman Indonesia (BPI), industri film Indonesia mengalami pertumbuhan penonton yang signifikan pasca pandemi, meningkat dari 4,5 juta penonton di tahun 2021 menjadi 24 juta penonton di tahun 2022. Titin Suryani, CEO dan Produser Verona Films, melihat hal ini sebagai indikasi positif potensi industri kreatif perfilman nasional.

"Pertumbuhan ini menjadi dorongan besar bagi kami untuk bermetamorfosis ke dalam ekosistem perfilman Indonesia setelah kesuksesan kami dalam produksi serial televisi melalui Verona Pictures," ungkap Titin Suryani kepada wartawan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, baru-baru ini.

 

2 dari 4 halaman

Lima Judul Film

Beberapa sineas terkemuka bersiap menjalin kerja sama dengan Verona Films untuk memproduksi lima judul film layar lebar perdana. Tiga genre yang akan diusung adalah Drama, Horor, dan Religi. Kolaborasi dengan Pidi Baiq, penulis novel "Dilan", menghasilkan film drama komedi romansa berjudul "Dan Bandung". Film ini akan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, yang memiliki rekam jejak sukses dengan beberapa film box office. 

Selain itu, film "Bandung Ketika Sunyi" karya Pidi Baiq akan diarahkan oleh Emil Heradi, pemenang Piala Citra 2017 untuk Film Cerita Panjang Terbaik. Sementara itu, Dedy Mercy, sutradara sukses dari "Sosok Ketiga", akan menyutradarai film horor berjudul "Bulan Darah". Film ini melibatkan sejumlah aktor dan aktris ternama, seperti Mathias Muchus, Denada, Zulfa Maharani, dan penyanyi populer Niken Salindry.

Verona Films juga menggandeng sutradara Findo Purwono H.W., yang dikenal lewat karyanya "Ayah, Mengapa Aku Berbeda?", untuk menggarap film religi berjudul "Perjanjian Dua Surga". Cerita ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama yang telah dibaca oleh lebih dari 4 juta pembaca di Wattpad.

 

3 dari 4 halaman

Pertumbuhan Film Nasional

Dalam pertemuan dengan media di Senovarti, Jakarta, Titin Suryani menyatakan harapannya untuk mengembangkan Verona Films sebagai bagian integral dari pertumbuhan film nasional yang semakin baik. 

"Kami berharap langkah awal ekspansi kami ke film layar lebar melalui Verona Films dengan lima karya film terbaru mendapat sambutan positif dari penonton," tambah Titin Suryani.

 

4 dari 4 halaman

Ribuan Sinetron

Verona Films, sebagai pengembangan dari Verona Pictures, memasuki industri perfilman layar lebar nasional pada tahun 2024 setelah sukses dalam memproduksi ribuan episode sinetron di televisi sejak 10 Oktober 2010. Pengamat film Hikmat Darmawan memprediksi potensi penonton film Indonesia bisa mencapai 60 juta pada tahun 2024 dan bahkan bisa tumbuh hingga 80 juta jika bioskop berkembang lebih merata di seluruh Indonesia. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat pertumbuhan positif industri film nasional sepanjang 2023, yang berhasil menyedot 55 juta penonton bioskop di tanah air. Verona Films berharap karya-karya mereka dapat diterima oleh masyarakat, berkontribusi pada industri film nasional, dan menjadi daya tarik bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam perkembangan industri film tanah air.

"Kami membuka diri untuk berkolaborasi mengembangkan industri kreatif film bersama rekan-rekan sineas nasional dan mitra pebisnis Indonesia yang peduli terhadap perkembangan sinematografi nasional," tutup Titin Suryani.