Liputan6.com, Jakarta - Idam (35)Â heran toko sembako miliknya sepi. Ketika ada orang lewat dan ditawari membeli barang di tokonya, orang tersebut berdalih dagangan di toko idam mahal-mahal, mending beli di toko lain. Idam jadi kesal.
Hasti (30), istrinya, menyabarkan. Rezeki sudah diatur sama Allah. Mungkin tidak ada salahnya mereka menurunkan harga dan ambil untung sedikit. Tapi Idam tak mau rugi. Idam menengok gudang simpanan. Idam jadi pusing lihat masih banyak barang yang belum laku.
Baca Juga
Datang Jaki (30)Â karyawannya, minta gajinya yang dua bulan belum dibayar, tapi Idam malah marah-marah. Idam bilang Jaki lebih banyak nganggur, karena toko sepi. Idam ke rumah, pada saat sama Hasti memberi sedekah ke pengemis tapi diambil kembali oleh Idam.
Advertisement
Orang jualan lagi sepi malah ngasih sumbangan sama pengemis. Hasti bilang sedekah menyuburkan harta dan melancarkan rezeki. Idam makin kesal dan menyuruh istrinya masuk rumah seraya memperingatkan istrinya jangan lagi bersedekah.
Setelah istrinya masuk rumah, tiba-tiba ada gempa kecil disusul kemunculan pria misterius (40)Â di hadapannya. Idam mengira pria misterius hendak minta sumbangan. Idam dengan ketus bilang, lagaknya sok alim minta sumbangan buat bangun masjid, paling dimakan sendiri.
Pria misterius bilang dia datang bukan minta sumbangan, tapi ingin mengingatkan idam agar tidak menahan upah pekerjanya sebelum keringatnya kering, juga sisihkan sebagian hartamu untuk orang miskin. Pria misterius mengutip hadits dan ayat suci. Tapi idam kesal dinasehatin dan mengusir pria misterius. Bahkan dia melempari pria misterius dengan kerikil.
Idam mencari akal supaya tokonya laris. Dia lalu mengakali timbangan di tokonya dengan menambah timbal, agar berat barang bisa dikurangi. Hasti yang memergokinya menegur, itu dosa pak. Tapi idam bilang, kalau tidak begini mereka tidak dapat untung.
Selain itu idam juga menyuruh jaki, karyawannya, yang sedang mewadahi beras, gula, dan bahan dagangan lainnya dengan mencampur bahan kualitas jelek atau rusak. Meski berat, tapi jaki menurut. Idam lalu menjualnya dengan harga murah.
Akhirnya banyak orang berdatangan membeli. Idam senang, tokonya jadi laris. Hasti mencoba kembali mengingatkan jika berdagang dengan cara curang itu berdosa dan sangat merugikan konsumen. Tapi idam gak peduli. Idam malah mengancam, jika Hasti membocorkan hal ini ke orang lain, dia tak segan memukulnya. Muncul Dini (11), putri mereka yang masih SD, memeluk ibunya berusaha melindungi. Dini minta ayahnya jangan memukul ibunya.Â
Â
Jual Barang Expired
Sementara itu Idam dapat laporan dari Jaki, kalau stok barang di gudang sudah kadaluwarsa. Jaki berniat membuangnya, tapi dicegah Idam. Dia cari akal supaya barang yang sudah expired itu bisa dijual lagi. Idam lalu menyuruh Jaki mengubah tanggal kadaluwarsa atau menghapusnya kemudian menjualnya sedikit murah.
Jaki sebenarnya berat, tapi Idam mengancam tidak akan membayar gajinya. Jaki mengemas ulang barang-barang kadaluwarsa seperti; mi instan, tepung terigu, susu bayi, dan lain sebagainya. Para pembeli yang tidak tahu banyak yang belanja ke toko idam karena harganya lebih murah dibanding toko lain. Idam senang, keuntungan yang didapatnya makin besar.
Kalau begini aku bisa cepat kaya, batinnya. Pria misterius muncul sebagai pembeli dan mengingatkan Idam untuk tidak curang dalam berdagang karena hasilnya tidak berkah. Idam tidak menggubris dan kembali mengusir pria misterius, bahkan meneriakinya maling.
Sementara Hasti sempat curiga melihat aktivitas Idam dan Jaki yang membungkus ulang barang stok di gudang. Idam berdalih bungkusnya rusak dan diganti yang baru. Tapi hasti tak percaya.
Dia sempat menemukan bekas bungkus rusak yang dibuang di sampah. Hasti protes pada suaminya, tapi Idam mengancam Hasti untuk tutup mulut. Atau idam akan menceraikannya. Hasti sedih. Dia berdoa memohon pada allah agar suaminya disadarkan dari perbuatan curangnya. Bagaimana kisah selanjutnya?Â
Advertisement