Liputan6.com, Jakarta - Aris (30) adalah kepala desa yang ingin berkuasa lagi untuk periode kedua. Dia mengerahkan anak buahnya untuk melakukan segala cara untuk menjegal lawan politiknya. Lawan pertama, herman (40), anak perempuannya yang bernama Heni (17) diculik dan diancam. Lawan kedua, Lilis (37), rumah orangtuanya diteror dengan bom molotov sehingga terbakar.
Lalu dia dipaksa untuk mengalah. Sementara itu Aris juga telah menyuap sejumlah panitia pemilihan, mulai dari perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, hingga tokoh masyarakat! Semuanya ia kerahkan demi pemenangan dirinya.
Baca Juga
Saksikan Sinetron Luka Cinta Episode Jumat 20 Desember 2024 Pukul 21.30 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Naik Ranjang Episode Jumat 20 Desember 2024 Pukul 20.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Saleha Episode Jumat 20 Desember 2024 Pukul 18.15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Dia memang punya banyak uang dari bisnis ilegalnya selama ini. Ada warung remang-remang yang jual arak produk lokal, judi keprok khas kampung, sampai investasi bodong berkedok bisnis perkebunan! Akhirnya Aris menang lagi jadi kepala desa. Dia merayakan kemenangan itu di rumahnya. Hadir dua tangan kanannya yang menjadi orang kepercayaannya untuk melakukan berbagai eksekusi, yaitu Heri (35) dan Iwan (35). Mereka senang-senang, banyak ketawa, dan berakhir dengan mabuk.
Advertisement
Melihat itu warga yang sudah muak dengan semua kezaliman Aris lapor ke orang paling sepuh di kampung yang biasa dipanggil Abah (50). Dulunya dia adalah seorang jawara yang disegani. Tapi sekarang sudah uzur dan sakit-sakitan. Awalnya abah menolak.
Dia sudah tidak mau lagi terlibat dunia politik. Ingin fokus ibadah. Tapi seorang warga mengingatkan, berkata jujur kepada pemimpin zolim adalah juga ibadah. Esoknya abah bersama warga mendatangi kediaman Aris . Saat itu heri sedang setoran hasil jualan arak. Sedangkan iwan setoran hasil judi keprok.
Sebenarnya istri Aris sendiri, Endang (27), yang baru punya anak masih bayi, tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan oleh suaminya. Tapi setiap kali ia mengingatkan selalu berakhir dengan adu mulut.
Bahkan kadang Aris main fisik dengan menampar pipinya. Endang seperti berada di sangkar emas. Harta berlimpah tapi hati gelisah. Melihat kedatangan abah dan warga ke rumah, endang merasa takut bakal terjadi sesuatu. Dia bersiap jika sewaktu-waktu terjadi chaos, dia sudah dalam perjalanan meninggalkan rumah dan pindah ke rumah orangtuanya.
Pertarungan Aris lawan Abah
Abah disambut oleh heri dan iwan. Sementara Aris hanya menatap sambil duduk santai. Senyumnya mengejek. Karena terjadi deadlock, mereka pun langsung pasang kuda-kuda. Pertarungan tidak bisa dielakkan lagi.
Tampak sekali kalau Abah kewalahan menghadapi dua orang ini. Baru beberapa jurus abah terjungkal kena pukulan heri dan tendangan iwan. Dia muntah darah. Warga menolongnya. Aris berdiri dan menghampiri. Dia minta warga membawa pulang abah. Mumpung ia masih punya belas kasihan dan menghargai orangtua. Aris juga mengancam, siapa yang berani menantangnya akan bernasib lebih buruk dari abah! Warga ketakutan. Mereka membawa pergi abah.
Minggu pertama periode kedua Aris sebagai kepala desa, kezalimannya semakin menjadi-jadi. Beberapa pemuda meninggal gara-gara over nengtidak arak oplosan yang ia produksi. Semuanya tidak terendus oleh dunia luar. Adapun warga yang kalah judi ia berikan pinjaman yang justru membuat mereka lebih tercekik. Heri dan iwan datang bergantian menagih utang. Kadang pakai kekerasan. Bahkan mengambil paksa harta warga untuk disita.
Sebenarnya warga lebih banyak yang memilih herman. Mereka sangat berharap herman terpilih menggantikan Aris sebagai kepala desa. Tapi mereka kaget ketika dalam penghitungan suara ternyata yang keluar sebagai pemenang adalah Aris . Mereka sadar telah terjadi kecurangan. Tapi mau lapor kemana? Semuanya telah dibeli oleh Aris . Bagaimana kisah selanjutnya?
Advertisement