Sukses

MUI Kritik Film Kiblat yang Dibintangi Ria Ricis, Singgung Kampanye Hitam terhadap Ajaran Agama

Apes menimpa film Kiblat yang dibintangi Ria Ricis. Film ini mendapat kritik keras dari Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, K.H. Cholil Nafis di medsos.

Liputan6.com, Jakarta Apes menimpa film Kiblat. Film ini mendapat kritik keras dari berbagai pihak. Salah satunya Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, K.H. Cholil Nafis, yang bersuara via medsos.

Mengunggah poster Kiblat yang menampilkan perempuan tengah salat lalu mukanya berubah mengerikan dalam posisi (maaf) kayang, Cholil Nafis tampak tak habis pikir dengan film macam ini.

Cholil Nafis lantas menyinggung promosi film berkonten sensitif sekaligus berpotensi memantik kontroversi. Ia mengingatkan, jika menyinggung agama maka film tersebut berpotensi tak boleh ditonton.

Acapkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton. Tapi kalau menyinggung agama biasanya malah tak boleh ditonton,” Cholil Nafis menulis terkait film yang dibintangi Ria Ricis.

2 dari 4 halaman

Meraup Untung Materi

Ia menyebut, film adalah karya seni yang “dijual” lewat jaringan bioskop. Sebagai materi bisnis, yang diharapkan dari peredaran film termasuk Kiblat karya Bobby Prasetyo tentu saja keuntungan.

Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis utk meraup untung materi. Yg gini tak boleh dibiarkan harus dilawan Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar,” ia menyambung.

3 dari 4 halaman

Gambar Seram Judul Kiblat

Setelahnya, Cholil Nafis mengkritisi judulnya. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru, kiblat artinya arah ke Ka'bah di Makkah (pada waktu salat). Karenanya, judul film Kiblat menimbulkan pertanyaan.

Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” tanya Cholil Nafis, menyiratkan tak habis pikir.

 

4 dari 4 halaman

Semoga MUI Tindak Tegas

Pernyataan sikap Cholil Nafis diunggah di akun Instagram terverifikasi, Minggu (24/3/2024). Ia menyinggung soal pantas tidaknya sebuah film diedarkan di bioskop dan kampanye hitam terhadap agama tertentu.

Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” ia mengakhiri. Sejmlah netizen menyambut hangat pernyataan sikap Cholil Nafis.

Semoga MUI bisa bertindak lebih tegas lagi perihal ini,” @tauf**** menulis di kolom komentar. “Setuju ustaz,” cetus presenter Andromeda Mercury. “Akhirnya ada yang speak up. Kenapa kebanyakan islam selalu dikaitkan film horror,” @yog**** menimpali.

Video Terkini