Liputan6.com, Jakarta - Putra sulung Hilbram Dunar, Ranu, mengenang mendiang almarhum ayahnya yang telah berpulang untuk selamanya. Hilbram meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit karena kanker yang diidapnya.
Ranu sangat mengagumi mendiang ayahnya. Sejak kecil ia selalu ingin mengikuti jejak Hilbram, baik dalam urusan karir hingga keluarga. Di mata Ranu, Hilbram adalah ayah yang terbaik.
"Papa sih di mata aku orang yang aku kagumi banget. Aku mau gede mau jadi kayak papa, punya keluarga kayak papa, sayangnya kayak papa," ujar Ranu di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (31/3/2024).
Advertisement
"Papa jarang marah, sabar banget, jarang ngeluh ya. Di mata aku papa tuh the best," sambung Ranu.
Â
Berusaha Terlihat Kuat
Ranu mengungkapkan, mendiang Hilbram juga tidak pernah mengeluh di hadapan anak-anaknya. Meski dalam kondisi sakit sekalipun, Hilbram berusaha terlihat kuat di depan buah hatinya.
"Mungkin sering ngeluh ke mama, ke anaknya jarang. Karena mungkin papa maunya kita lihat papa kuat," kata Ranu.
Â
Advertisement
Merasakan Sakit Tengah Malam
Meski begitu, Ranu sering mendengar cerita dari ibunya, tentang keluhan yang dirasakan Hilbram atas penyakit yang diidapnya. Saking sakitnya, kata Ranu, mendiang sering teriak-teriak di malam hari.
"Mama sering cerita ke aku ke Via (anak kedua Hilbram), papa tuh kalau malam suka teriak-teriak, bilang sakit, kayak 'ya Allah kenapa, kenapa aku. aku dosanya apa ya Allah', papa beneran sakit banget. Tapi kalau di depan anak-anaknya selalu kuat lah," paparnya.
Â
Janji Penuhi Keinginan Hilbram
Ranu mengaku siap memenuhi harapan dan keinginan almarhum di akhir hayatnya. Hilbram selalu meminta teman-temannya memerhatikan istri dan anak-anaknya.
"Ya paling jagain mama sama Via ya, itu aja yang aku bisa jaga," ucap Ranu.
Advertisement