Sukses

Alasan di Balik Gugatan Cerai Ria Ricis terhadap Teuku Ryan Terkuak

Terungkap alasan Ria Ricis menggugat cerai Teuku Ryan.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa alasan di balik perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan telah terungkap, dan ternyata ini yang memicu perpisahan mereka. Ria Ricis merasa tersinggung oleh komentar mantan ibu mertuanya, Hainul Nur Fitriyani, yang melarang Teuku Ryan bekerja selama Ramadan. 

Informasi ini terungkap melalui putusan perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan yang dapat diakses melalui laman resmi Direktori Putusan Mahkamah Agung (MA). Gugatan Ria Ricis terdaftar dengan nomor perkara 547/Pdt.G/2024/PA.JS.

Dalam beberapa poin putusan tersebut, dijelaskan penyebab perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan. Ria Ricis, yang saat itu sedang hamil, merasa tidak nyaman dengan komentar ibu dari Teuku Ryan.

"Penggugat membuatkan minuman dingin buka puasa untuk Tergugat (yang biasanya selalu diterima dengan baik oleh Tergugat). Kemudian ibunda Tergugat mengatakan, 'Kok Tergugat minum dingin? Biasanya enggak minum dingin'," bunyi poin dalam putusan cerai.

 

2 dari 4 halaman

Kaget

"Ucapan tersebut membuat Penggugat kaget, yang saat itu mungkin saja terlihat berlebihan, akan tetapi karena kondisi Penggugat yang sedang hamil muda sehingga Penggugat merasa tidak nyaman secara batin," lanjutan poin tersebut.

 

3 dari 4 halaman

Kurang Nyaman

Tak hanya itu, Ria Ricis juga kurang nyaman dengan komentar mantan ibu mertuanya yang melarang Teuku Ryan bekerja selama Ramadan. Ibu satu anak ini merasa disalahkan oleh Hainul Nur Fitriyani. 

"Ibunda Tergugat mengatakan bahwa, 'Bulan puasa harusnya Tergugat enggak usah kerja'. Beliau mengatakan kepada Tergugat yang terdengar oleh Penggugat. Karena merasa kalimat itu tidak nyaman seolah disalahkan, Penggugat kemudian menanyakan hal itu kepada Tergugat pada malam hari," poin dalam putusan.

 

4 dari 4 halaman

Membela Ibunda

Alih-alih mendukung Ria Ricis, Teuku Ryan justru lebih memilih membela ibunya. 

"Namun respon Tergugat justru hanya membela ibunya tanpa berusaha menenangkan perasaan Penggugat. Besok paginya Penggugat menangis karena tak dapat perhatian dari Tergugat sebagai suami."

"Lalu Penggugat kembali membahas hal itu berharap dapat simpati dari Tergugat akan tetapi ternyata nihil," isi putusan cerai.