Sukses

6 Fakta Film Do You See What I See Karya Awi Suryadi: 3 Kali Ganti Penulis Naskah, 6 Hari Syuting di Kuburan

Film Do You See What I See karya sineas Awi Suryadi diangkat dari konten podcast viral episode ke-64, “First Love.” Shenina Cinnamon jadi bintangnya.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu film Indonesia horor yang meneror bioskop bulan ini yakni Do You See What I See karya sutradara Awi Suryadi. Film ini dibintangi Shenina Cinnamon, Diandra Agatha, dan Sonia Alyssa.

Do You See What I See diangkat dari konten podcast fenomenal berisi sejumlah kisah nyata horor yang dikurasi Mizter Popo. Yang dijadikan film tahun ini oleh MD Pictures yakni episode ke-64, “First Love.”

“Saat ditawari First Love, saya kaget kok malah episode ini yang difilmkan. Saya diberi tahu MD Pictures, episode ini viral sampai narasumbernya diundang ke sejumlah podcast besar kayak Raditya Dika dan RJL,” kata Awi Suryadi.

Kini, Do You See What I See siap tayang di bioskop mulai 16 Mei 2024. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 fakta di balik layar film Do You See What I See. Sudah siap bertemu “cinta pertama”?

 

2 dari 7 halaman

1. Kegatalan Ingin Bikin Drama

Setelah mengantar Danur: I Can See Ghosts mendulang 2,7 jutaan penonton pada 2017, Awi Suryadi sejatinya rindu genre drama. Namun, rezekinya di genre memedi lagi seksi-seksinya, apalagi setelah KKN di Desa Penari panen 10 jutaan penonton.

“Sejak 2017 mengerjakan horor, saya gatal banget bikin film drama. Akhirnya kegatalan itu tergaruk tipis-tipis saat ditawari Do You See What I See karena temanya drama percintaan dan toxic relationship. Jatuh cinta pada sosok yang salah,” ujar Awi Suryadi.

 

3 dari 7 halaman

2. 3 Kali Ganti Penulis Naskah

Yang paling makan waktu dalam proses produksi Do You See What I See, menulis naskah. Dalam wawancara via telepon dengan Showbiz Liputan6.com, Kamis (9/5/2024), Awi Suryadi mengaku 3 kali ganti penulis naskah sampai mendapat formula yang pas.

“Kami ganti penulis naskah 3 kali. Yang pertama dan kedua penulis naskahnya cowok. Saya merasa enggak dapat feel dan perspektif perempuan dalam naskahnya. Barulah di penulis naskah ketiga saya klik. Ternyata yang bikin Lele Leila, ya sudah,” akunya.

 

4 dari 7 halaman

3. Tes Kamera dengan Sineas Thailand

Film Do You See What I See digodok saat Awi Suryadi mengerjakan Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Kala itu, Do You See What I See menjalani tes kamera dengan sutradara asal Thailand.

“Sebenarnya, Do You See What I See sudah menjalani tes kamera dengan sutradara asal Thailand. Kala itu, saya mengerjakan Kisah Tanah Jawa. Di tengah jalan, film ini enggak berjodoh dengan sineas Thailand lalu kembali ke saya,” urai Awi Suryadi.

 

5 dari 7 halaman

4. Syuting di Bogor dan Cibubur, 22 Hari

Awi Suryadi menjelaskan, kisah nyata Do You See What I See episode First Love terjadi di Depok, Jawa Barat. Filmnya sendiri syuting di Bogor dan Cibubur. Biasanya, untuk film horor, ia mengambil gambar di kawasan Jawa Tengah, Yogyakarta, atau Jawa Timur.

“Untuk film ini, wajah Bogor dan Cibubur mewakili sekaligus mendekati mood tempat aslinya. Syuting 22 hari. Saat syuting di kos-kosan kami hemat waktu sehari. Pas syuting di kuburan yang mestinya 5 hari jadi 6 hari. Impas,” ia mengenang.

 

6 dari 7 halaman

5. Bikin Lubang Sedalam 4 Meter

Salah satu yang butuh energi ekstra saat syuting Do You See What I See, yakni adegan di kuburan. Kru membuat lubang sedalam 3 sampai 4 meter agar bisa dimasuki 4 pemain plus seorang sinematografer.

“Mereka diguyur air untuk mendapat efek hujan yang riil. Dalam gambar tampak efek tanah berlumpur. Adegan dieksekusi dari jam 7 malam hingga subuh. Nanti bisa Anda lihat hasil akhirnya di film,” Awi Suryadi menjelaskan.

7 dari 7 halaman

6. Akhirnya Ketemu Shenina Cinnamon

Do You See What I See mewujudkan salah satu impian Awi Suryadi yakni mengarahkan Shenina Cinnamon. Dalam film ini, ia memerankan Vey. Selesai syuting, Awi Suryadi berbagi kesan bekerja sama dengan bintang film Penyalin Cahaya.

“Dia profesional. Asyik karena bisa menciptakan persahabatan yang bikin suasana di lokasi syuting kondusif. Vibes-nya positif. Inisiatifnya bagus. Ada satu dialog yang ia ubah. Dia minta izin saya. Hasilnya, lebih enak daripada yang tertulis di naskah,” tutupnya.