Sukses

Serial Shogun Lanjut hingga Season 3, Ini 5 Fakta di Balik Kisah Tokugawa Versi Novel yang Diperankan Hiroyuki Sanada

Shogun yang diadaptasi dari rangkaian novel karya James Clavell (1975) akan memiliki musim kedua dan ketiga. Apa saja fakta menarik di baliknya? Berikut deretannya.

Liputan6.com, Jakarta Serial televisi Shogun yang mengusung tema sejarah Jepang, telah mengakhiri season atau musim pertama melalui episode 10 yang mengudara pada 23 April 2024 lalu. Series ini telah mengudara di saluran FX dan bisa disaksikan di Indonesia melalui platform Disney+ Hotstar.

Shogun dibintangi oleh aktor asal Jepang Hiroyuki Sanada sebagai sosok Lord Yoshii Toranaga, versi fiksi dari Tokugawa Ieyasu, salah seorang pemimpin sekaligus penguasa di Jepang yang mengawali Keshogunan Tokugawa sebelum masuknya era Restorasi Meiji.

Biarpun karakter dalam serial Shogun menggunakan nama fiksi, namun kebanyakan mereka diambil dari tokoh asli seperti halnya Tokugawa Ieyasu. Tampaknya, kesuksesan akting Hiroyuki Sanada membuat para produser Shogun tertarik untuk melanjutkan kisahnya.

Melansir collider.com pada Sabtu (18/5/2024), Shogun yang diadaptasi dari rangkaian novel karya James Clavell (1975) akan memiliki musim kedua dan ketiga. Menariknya, serial ini akan memiliki cerita lepas dari novelnya, mengingat seluruh isi novel sudah diangkat pada musim pertama.

Dianggap sebagai salah satu serial sukses yang mengusung unsur sejarah, utamanya Jepang, Shogun memiliki rangkaian fakta menarik yang mungkin belum diketahui banyak penontonnya sendiri. Apa saja itu? Berikut deretannya.

2 dari 6 halaman

1. Biaya Mahal di Sepanjang Sejarah Rumah Produksi

Saluran FX yang juga memiliki rumah produksinya, mengabarkan kepada publik bahwa Shogun memiliki biaya yang sangat mahal alias modal paling besar ketimbang serial-serial sebelumnya yang pernah mereka kerjakan.

Sebelum Shogun, FX juga sempat memproduksi serial yang memiliki modal sangat besar seperti The Americans, Fargo, dan American Horror Story.

 

3 dari 6 halaman

2. Syuting Bukan di Jepang

Serial Shogun seolah memperlihatkan keindahan pemandangan Jepang tempo dulu serta peradabannya pada era abad ke-17, tepatnya tahun 1600-an. Bahkan, pemainnya banyak yang merupakan orang Jepang.

Namun pada kenyataannya, syuting serial Shogun tak pernah bertempat di Jepang, melainkan di Vancouver, Kanada. Tim produksi memilih lokasi di Port Moody, yang terletak di jantung Metro Vancouver.

 

4 dari 6 halaman

3. Kostumnya Buatan Tangan

Desainer kostum serial ini, Carlos Rosario, ternyata sangat detail dalam merancang busana tradisional Jepang untuk setiap pemain yang terlibat.

Melansir watchmojo.com, rupanya setiap kostum yang dibuat, dikerjakan dengan menggunakan tangan. Bahkan, ia membuat warna yang spesifik untuk tiap karakternya.

 

5 dari 6 halaman

4. Pemain Ekstra Dibayar Lebih Mahal dari Biasanya

Mengusung sejarah Jepang beberapa abad lalu yang identik dengan peperangan, tentunya serial ini memiliki tema kolosal yang harus melibatkan banyak pemain. Menariknya, para pemain ekstra atau figuran, dibayar lebih mahal dari biasanya.

Di Jepang, diketahui merupakan hal yang wajar ketika para pemain ekstra tak dibayar. Namun jika mereka dibayar, biasanya sekitar 5 ribu yen atau per hari atau sekitar Rp500 ribu. Namun untuk serial Shogun, para pemain ekstra asal Jepang dibayar sebesar 50 ribu yen atau setara Rp5 juta per hari.

 

6 dari 6 halaman

5. Dua Tim Produksi

Novel Shogun sebelumnya sempat diangkat menjadi serial mini pada tahun 1980 silam. Seolah ingin dibuat lebih baik dari versi lawasnya, FX menggunakan dua tim produksi, yakni tim bahasa Inggris dan bahasa Jepang.

Aktor Hiroyuki Sanada merupakan salah satu anggota tim produser yang berasal dari Jepang. Sementara penggagas serialnya, pasangan suami istri Justin Marks dan Rachel Kondo memegang tim produksi berbahasa Inggris.

Hal ini secara tak langsung juga berkaitan dengan beberapa karakternya, termasuk salah satu karaker utama yang diadaptasi dari tokoh asal Inggris.

Video Terkini