Liputan6.com, Jakarta Bella Hadid sudah lama dikenal sebagai pesohor yang lantang menyuarakan kebebasan Palestina atas agresi Israel. Penyerangan terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah juga tak luput dari perhatiannya.
Bella Hadid membagikan sejumlah unggahan yang membahas gawatnya kondisi di Rafah lewat Instagram Stories, termasuk pada Senin dan Selasa (27-28/5/2024).
Salah satu unggahan yang ia bagikan ulang berasal dari badan PBB, Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA.
Advertisement
“UNRWA tidak bisa melakukan komunikasi secara penuh dengan tim kami di Rafah, tapi telah menerima laporan adanya korban secara massal di kalangan sipil. Di antara yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan. Ini adalah sebuah pertunjukan mengerikan yang tak kunjung berakhir,” begitu isi pernyataan dari UNRWA.
Dalam unggahannya, Bella Hadid menambahkan tulisan, “Do you understand the horror now????? Is it clicking yet!?! (Apa kamu sudah mengerti kengeriannya? Sudah paham!?!)”
Dalam unggahan lain, ia membagikan ulang pernyataan UNRWA mengenai kondisi di pengungsian saat anak-anak menangis di tengah serangan dan tak ada yang bisa menolong mereka. Ada pula postingan dari @jewishforpeace yang memperlihatkan citra satelit mengenai perbedaan Palestina saat ini dengan tahun 2023.
Ia juga membagikan video balita yang digendong. Kondisinya memprihatinkan, dengan badan diselubungi debu.
Membayangkan Keponakan
“Aku membayangkan ini sebagai bayiku…atau keponakanku, atau anak mana pun, dan aku tak bisa menahan tangis saat memikirkannya,” Bella Hadid menulis.
Ia melanjutkan, “Gaza kini tengah diserang, dan penyerangnya adalah Israel. Jangan percaya propaganda. Inilah kebenarannya.”
Advertisement
Serangan Israel ke Rafah
Dilansir dari kanal Global Liputan6com, petugas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel di Kota Rafah, Gaza Selatan, menewaskan sedikitnya 35 orang pada Minggu (26/5/2024). Serangan itu menghantam tenda-tenda pengungsi, sementara banyak lainnya terjebak dalam puing-puing yang terbakar.
Otoritas Kesehatan Jalur Gaza mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan korban terbanyak yang tewas. Puluhan lainnya terluka. Serangan pada Minggu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICC) memerintahkan Israel mengakhiri serangan militernya di Rafah.
Kondisi Rafah
Rafah telah menampung lebih dari satu juta orang – sekitar setengah dari populasi Jalur Gaza – yang mengungsi dari wilayah lain di Jalur Gaza. Kebanyakan dari mereka telah melarikan diri berulang kali.
Ratusan ribu pengungsi memadati tenda-tenda kumuh di dalam dan sekitar kota, yang terletak di ujung Selatan Jalur Gaza dan berbatasan dengan Mesir itu. Netanyahu ngotot bahwa Israel harus menghancurkan apa yang disebutnya sebagai batalion terakhir Hamas yang tersisa di Rafah.
Advertisement