Sukses

Jazz Gunung Bromo Janjikan Konser Musik Jazz Paling Romantis di Indonesia dengan Suasana Alam

Regenerasi musisi menjadi salah satu konsentrasi dari PT Jazz Gunung Indonesia (JGI), penyelenggara dari konser musik Jazz Gunung Bromo.

Liputan6.com, Jakarta Musik dan alam menjadi dua komponen kemesraan sekaligus mengasyikkan untuk menciptakan memori bersama orang-orang tersayang seperti keluarga, sahabat, dan pasangan. Pengalaman tersebut bisa dirasakan dalam perhelatan Jazz Gunung Bromo.

Keintiman disajikan lewat sederet bintang tamu musisi lintas generasi. Musik serta panggung yang tak berjarak, menambah hangat kemesraan tersebut. Regenerasi musisi menjadi konsentrasi dari PT Jazz Gunung Indonesia (JGI), penyelenggara dari Jazz Gunung Bromo.

Kabut yang terkadang turun di tengah-tengah penampilan. Suasana magis yang tercipta dari peralihan langit sore menuju malam, hingga taburan bintang yang menjadi atap pertunjukan dengan suhu bisa mencapai 10 derajat celcius. Hal tersebut diungkapkan dalam Press Conference Jazz Gunung Bromo 2024 di Institut français Indonésie (IFI), Jakarta (25/6/2024).

Acara ini dihadiri oleh Founder Jazz Gunung Indonesia: Sigit Pramono, Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia: Bagas Indyatmono, Senior VP Corporate Communication BCA: Susanti Nurmalawati, Wakil Atase Kebudayaan IFI-Kedubes Prancis: Bimo Putra, VP Sales & Business Operation Jiwa Jawa: Chandra Hadi Siswoyo, dan sejumlah penampil seperti GIGI, Vina Panduwinata, Elfa’s Singers, dan Kelapa Muda.

“Selain pertunjukkan jazz paling romantis, Jazz Gunung memiliki komitmen untuk tetap mempertahankan komposisi penampil musik jazz lebih besar dan juga membuka ruang bagi para musisi jazz muda yang berbakat dan sudah layak tampil di depan para Jama’ah Al-Jazziyah (sebutan penonton Jazz Gunung),” ungkap Bagas Indyatmono.

 

2 dari 6 halaman

Jazz Gunung Bromo Melibatkan Panitia dari Masyarakat Sekitar

Lebih lanjut, Bagas mengatakan formula kurasi penampil yang dilakukan dengan metode LEICA (Legend, Emerging, International, Collaboration / Community, Anchor). Kelima kriteria ini harus masuk dalam musisi yang kami pilih untuk tampil.

Selain itu, sebagai bentuk komitmen terhadap event yang keberlanjutan dan pemberdayaan lokal, Jazz Gunung Bromo melibatkan 85 persen panitia yang merupakan masyarakat sekitar. Selain itu, semua vendor dari transportasi, konsumsi, dan penginapan juga melibatkan masyarakat lokal.

Tahun 2024, Jazz Gunung Bromo menjadi perhelatan yang konsisten digelar ke-16 kalinya sejak tahun 2009. Tahun ini, Jazz Gunung Bromo menjadi event kedua dari rangkaian Jazz Gunung Series 2024, yang akan diselenggarakan di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo, desa Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat-Sabtu, 19-20 Juli 2024 mendatang dengan kapasitas sebanyak 2.500 penonton per harinya.

Jazz Gunung Series 2024 hadir karena kebutuhan dari para penikmat musik yang ingin menyaksikan penampilan musisi favorit mereka dengan cara yang berbeda, menyatu dengan atmosfer indahnya alam pegunungan Bromo Tengger Semeru.

“Dengan sajian dan konsep Jazz Gunung yang sudah dijalani selama lebih dari 1 dekade, Jazz Gunung Series 2024 telah memiliki tempat dan peminatnya sendiri. Dan yang terpenting setiap penyelenggaraan Jazz Gunung, ada tetesan ekonomi yang bisa sampai ke masyarakat. Apa yang kami lakukan sejak 16 tahun lalu dengan Jazz Gunung Bromo juga menggerakan orang untuk menyelenggarakan musik jazz di tempat terbuka dan memberikan dampak ekonomi ke masyarakat,” ungkap Sigit Pramono.

 

3 dari 6 halaman

Para Penampil yang Siap Hadir Secara Antusias

Para penampil yang hadir dalam press conference ini mengungkapkan antusiasme mereka. Seperti yang dikatakan oleh Lita Zein.

“Kami kan dibentuk awalnya sebagai vokal grup jazz, jadi repertoar lagu jazz kami banyak tapi kesempatan festival jazz nya sedikit. Pas diajak Jazz Gunung, yess akhirnya bisa bawain repertoar jazz kami. Perpaduan harmoni kami nanti diiringi oleh Yongky Vincent,” ujarnya.

Sejumlah penampil di Jazz Gunung Bromo 2024 yang tengah bersiap, di antaranya ada Aisyah Rimaraay, Elfa's Singers, Keubitbit, Ring of Fire feat. Brasszigur Brass Band & Ndaru Ndarboy, Syifa & friends untuk penampil hari pertama. Lalu pada hari kedua, akan tampil Gigi Jazz Project, Kartabaya Trio, Kelapa Muda, Kuntari, Noe Clerc Trio, dan Vina Panduwinata & F • I • [e] • R • Y.

“Selama 30 tahun kami berjalan banyak banget on stage di festival. Beberapa festival jazz pernah mengundang kami. Biasanya di backstage orangnya itu-itu juga. Senangnya kalau masuk ke genre baru, terutama saya dan Thomas bisa ketemu teman-teman musisi jazz di backstage bisa menambah persaudaraan, pertemanan, dan obrolan musik yang berbeda. Romantisme terjadi di sini,” jelas Armand Maulana sambil berkelakar saat menghadiri jumpa pers Jazz Gunung Bromo di IFI, Jakarta.

Penyelenggara memberikan 3 kategori (reguler, vip, dan vvip) untuk harga tiket harian dan terusan. Reguler HARIAN Rp550.000, TERUSAN Rp850.000. VIP HARIAN Rp 1.200.000, TERUSAN Rp1.900.000, dan VVIP HARIAN Rp 2.000.000, TERUSAN Rp3.700.000.

 

4 dari 6 halaman

Bangun Ekosistem Internasional dan Lini Edukasi

Sebagai bentuk kepedulian terhadap musik Jazz di Indonesia, sebagai acara yang sudah lebih dari 1 dekade berjalan, Jazz Gunung Indonesia ingin berkontribusi terhadap lini edukasi musik jazz dengan menggelar Bromo Jazz Camp mulai tanggal 17-20 Juli 2024. Selain itu juga berkeinginan untuk membangun ekosistem internasional.

Sejak tahun 2018, Jazz Gunung Indonesia telah bekerja sama dengan Institut français Indonésie. Harapannya agar tercipta ekosistem yang kuat dari musisi dan penyelenggara secara internasional. “Agar ada jembatan terstruktur untuk jazz nantinya lebih mudah diakses banyak orang. Mulai tahun kemarin IFI yang menawarkan, tapi mulai tahun ini Jazz Gunung Indonesia ikut mengkurasi,” jelas Bimo Putra.

Lebih lanjut Bimo mengatakan para musisi Prancis yang sudah main di Jazz Gunung Bromo sangat apresiatif dengan talenta musisi jazz Indonesia. Menurut mereka, musisi jazz Indonesia tidak bisa dibendung dengan satu genre jazz saja.

Trio emerging yang baru dibentuk dari 2018, Noe Clerc Trio lah yang dikurasi untuk tampil di Jazz Gunung Bromo 2024. Mereka akan datang lebih awal untuk mengikuti residensi di Bromo Jazz Camp.

Program ini terselenggara berkat kerjasama dengan Legato Jazz Camp. Bersama Kevin Yosua, Sri Hanuraga, dan Hansen Arief sebagai pengajar. Nantinya para peserta Bromo Jazz Camp akan mempresentasikan karyanya langsung di panggung Jazz Gunung Bromo 2024.

“Rencananya sudah ada sejak 2 tahun yang lalu untuk jazz camp ini. Namun tahun 2019 yang lalu kami sudah membuat program Bintang Mencari Bintang di Banyuwangi dengan tujuan yang sama, yaitu edukasi dan regenerasi musisi jazz. Saat itu programnya dijalankan oleh Bintang Indrianto,” jelas Bagas.

 

5 dari 6 halaman

Kelas Lanjutan dari Legato Jazz Camp

Menurut Kevin, sebanyak 10 peserta yang terpilih dari Legato Jazz Camp yang sudah diselenggarakan di Solo beberapa waktu lalu akan mengikuti kelas lanjutan di sini untuk mengikuti residensi di Bromo Jazz Camp

Selain itu, mulai tahun 2023, Jazz Gunung Indonesia membuat program Dijamin Jam. Berlokasi di Rehat Bromo. Selama acara Jazz Gunung Bromo 2024 berlangsung, para penonton Jazz Gunung Bromo bisa ikut serta untuk jamming bersama komunitas SoJazz (Solo) yang didapuk menjadi host di tahun ini.

Tak hanya SoJazz yang bermain, biasanya para penampil Jazz Gunung Bromo juga ikut serta dalam jam session. Penonton dan penampil bisa saling berinteraksi di sini.

“Tahun lalu sangat ramai dan sukses, penonton dan penampil sangat antusias dalam program ini. Terutama penampil yang dari luar negeri. Mereka terlihat senang dan suasana lebih terasa hangat karena siapapun bisa berinteraksi lewat musik ataupun obrolan,” pungkas Bagas.

Jama’ah Al-Jazziyah juga bisa mendapatkan promo menarik untuk Jazz Gunung Bromo dengan mengunjungi website resmi jazzgunung.com dan media sosial mereka di Instagram @jazzgunung.

 

6 dari 6 halaman

Tentang JAZZ GUNUNG INDONESIA

Jazz Gunung Indonesia merupakan sebuah konsep perhelatan konser jazz bernuansa etnik yang diselenggarakan di amfiteater terbuka, tempat destinasi wisata, kawasan pegunungan yang sejuk dan indah. Tujuannya agar musik dan musisi jazz dapat tampil sekaligus mempromosikan tempat wisata yang indah.

Jazz Gunung Indonesia mulai menggelar Jazz Gunung Bromo pada tahun 2009. Pada tahun 2016 Jazz Gunung di kawasan Ijen, Banyuwangi juga digelar dengan tajuk Ijen Summer Jazz.

Saat ini, Jazz Gunung telah menjadi rangkaian atau series dengan bertambahnya Jazz Gunung Slamet di Purwokerto dan Jazz Burangrang di Bandung. Potensi perputaran nilai ekonomi dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo selama 2 hari yang dihadiri oleh 2.750 orang per hari adalah sebesar Rp 24.237.500.000,- dengan rata-rata asumsi belanja pengunjung Rp 8.000.000,- per kunjungan per orang.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia telah mendukung penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo sejak 2017. Tahun 2021 Jazz Gunung Indonesia tetap menyelenggarakan Jazz Gunung Bromo dengan sukses. Acara diselenggarakan dengan membatasi kapasitas penonton pada tanggal 25 September.

Sedangkan, di tahun 2022, Jazz Gunung Bromo sukses diadakan pada tanggal 22-23 Juli, dengan kapasitas penuh secara langsung dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Tahun ini Jazz Gunung Series akan dimulai dari Jazz Gunung Slamet (Mei), Jazz Gunung Bromo (Juli), Jazz Gunung Ijen (Agustus), Jazz Gunung Burangrang (September). Lalu Jazz Gunung & Beyond dengan rangkaian acara Jazz Kota Lama Semarang (Agustus), GAIA Music Festival: Jazz In The Valley (Agustus), serta International Golo Mori Jazz (November).