Sukses

Perjalanan Ulur Wiji, Kisah Nasta Rofika Bangkit dari Rasa Minder dan Insecure

Setiap orang mungkin punya cerita gagal dan mengalami fase terendah dalam hidupnya. Nasta Rofika (33), pemilik jenama Ulur Wiji, punya cerita itu. Tetapi, bukan cerita kegagalan yang ingin dibagikannya.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang mungkin punya cerita gagal dan mengalami fase terendah dalam hidupnya. Nasta Rofika (33), pemilik jenama Ulur Wiji, punya cerita itu. Tetapi, bukan cerita kegagalan yang ingin dibagikannya.

Nasta berbagi cerita tentang bagaimana ia bangkit dari perasaan tak percaya diri, minder, dan merasa insecure dengan apa yang dilakukannya. Mengganti merek Nasta dengan Ulur Wiji, Nasta ingin menjadi benih yang terus bertumbuh dan semakin kuat.

Kini, Ulur Wiji telah dikenal dengan produk batik urban dengan konsep eco fesyen. Bagi Nasta, Ulur Wiji adalah salurannya berbagi kebaikan, menghidupi banyak orang melalui bisnis pakaian.

Semangat tak pantang menyerah Nasta membuahkan hasil. Ia terpilih menjadi salah satu dari 20 peserta Women Ecosystem Catalyst (WEC) 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dari Pegawai Kantoran, Banting Setir ke Fesyen

Nasta memulai bisnis fesyen pada tahun 2015. Kala itu, ia masih bekerja sebagai pegawai kantoran. Sambil bekerja, Nasta mengikuti sekolah fesyen pada akhir pekan. Impiannya, kelak bisa menjadi seorang perempuan wirausaha, dan tak selamanya menjadi pegawai kantoran.

“Dari 2015 sampai 2019 itu saya masih mengerjakan fast fashion, membuat apa saja asal jadi duit. Gaun, jilbab. Brand pertama saya namanya Nasta, menggunakan nama sendiri,” ujar Nasta.

 

3 dari 4 halaman

Shut Down

Namun, produk-produk Nasta tak bisa bersaing, karena cepatnya perubahan tren dan banyaknya produk dengan konsep yang sama. Akhirnya, pada 2019, ia memutuskan untuk “shut down” brand Nasta, sambil melakukan refleksi.

Sebagai seorang sarjana teknik lingkungan, Nasta punya impian melahirkan produk fesyen yang ramah lingkungan. Ia sempat mencoba ecoprint, tetapi ternyata sudah banyak pemainnya.

 

4 dari 4 halaman

Eco Fesyen

Hingga akhirnya ia ingin melakukan inovasi produk eco fesyen dengan menggunakan batik. “Batik akan menyampaikan apa yang jadi aspirasiku, dan aku berikan added value supaya lebih eco, dengan memilih warna alam. Aku riset lagi dan belajar soal warna alam. Waktu itu, belum banyak yang mengeluarkan produk seperti ini,” kata Nasta.

Selama setahun, ia memikirkan konsep baru produk yang akan dikeluarkannya. Masa pandemi, yang menjadi masa-masa sulit bagi pelaku UMKM, justru menjadi awal kebangkitan Nasta dan karyanya. Awal Juli 2020, Nasta meluncurkan produk Ulur Wiji.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.