Sukses

Catatan Hanung Bramantyo Tentang Film Gowok: Kamasutra Jawa, Diproduksi Bareng Raam Punjabi

Gowok: Kamasutra Jawa menandai kerja sama kali kesekian sineas Hanung Bramantyo dengan Reza Rahadian. Film ini diproduksi bareng Raam Punjabi.

Liputan6.com, Jakarta Film Gowok: Kamasutra Jawa menandai kerja sama kali kesekian sineas Hanung Bramantyo dengan Reza Rahadian. Film ini juga diperkuat Slamet Rahardjo, Lola Amaria, Raihaanun, dan Ali Fikry.

Gowok: Kamasutra Jawa diproduksi Dapur Film dan MVP Pictures, rumah produksi milik Raam Punjabi. Hanung Bramantyo menyadari, kata gowok bisa jadi terdengar asing bagi generasi muda alias Gen Z.

Sineas peraih 2 Piala Citra itu menjelaskan, gowok merujuk pada Goo Wok Niang, yang dulu bertugas mengajari para bangsawan terutama raja dalam membahagiakan (para) istri termasuk perkara nafkah batin.

“Gowok mengajari raja memuaskan istri. Jadi ini kebalikan kamasutra. Kalau kamasutra perempuan yang diminta memuaskan laki-laki. Kalau gowok mengajari bagaimana laki-laki memuaskan perempuan, buat saya ini hal yang amaze banget,” kata Hanung Bramantyo.

 

2 dari 4 halaman

Tawarkan Naskah ke Reza Rahadian

Dalam sesi wawancara khusus di Yogyakarta, pekan ini, suami Zaskia Adya Mecca menjelaskan, Gowok: Kamasutra Jawa mengambil latar Indonesia di dekade 1960-an. Desain produksi, riasan wajah, tata kostum, hingga bahasa pun mengikuti era tersebut.

“Setelah bikin skenario Tuhan Izinkan Aku Berdosa saya membuat skenario Gowok bersama penulis dari Jogja namanya Aji. Kemudian saya menghubungi sejumlah aktor termasuk Reza Rahadian yang sangat tertarik. Dia bilang: Saya mau, saya mau!” Hanung Bramantyo menyambung.

3 dari 4 halaman

Saya Tahu Batasan

Gowok kerap diasosiasikan dengan dukun (maaf) seksual. Namun, Hanung Bramantyo menjanjikan film ini tidak akan vulgar. Ini bukan film esek-esek. Penonton tak akan jijik melihat hasil akhirnya. Sutradara film Sang Pencerah mengklaim tahu persis batasan dalam berkesenian.

“Saya tahu kok batas-batas itu. Pak Raam buat saya partner yang menggairahkan sekali. Saya diberi kebebasan. (Beliau bilang) terserah Hanung bagaimana punya visi, ide, segala macam. Di situ saya harus memberikan penghargaan besar kepada produser,” urai Hanung Bramantyo.

 

4 dari 4 halaman

Bukan untuk Festival Semata

Ayah 6 anak ini menyatakan, bikin Gowok: Kamasutra Jawa bukan untuk ajang fetsival film atau kritikus semata. Hanung Bramantyo menyebut karya terbarunya tetap untuk pasar. Pada hakikatnya, Gowok: Kamasutra Jawa adalah love story alias kisah cinta.

“Saya membuat film ini tetap untuk market. Bukan untuk festival saja. Enggak. Saya bikin film untuk orang Indonesia tapi kalau dibawa ke luar negeri saya merasa masih bisa relate. Tema yang diusung masalah umum. Bukan masalah Indonesia saja,” tutupnya.