Liputan6.com, Jakarta Edwin tak mau main-main dalam menggarap film terbarunya, Kabut Berduri. Film yang baru dirilis di Netflix pada Kamis (1/8/2024) kemarin ini berlatar pedalaman Kalimantan, perbatasan Indonesia – Malaysia, dan sang sutradara memilih untuk benar-benar syuting di pulau tersebut.
Kiki Narendra, salah satu aktor film ini, mengungkap bahwa ia sempat bertanya kepada Edwin alasan mengapa syuting benar-benar dilakukan di Kalimantan.
“Jawabannya bikin saya kagum. Beliau bilang, mata kami para aktor itu tidak bisa bohong. Kalau kami sudah melewati jalan panjang untuk sampai ke sana, kamera bisa menangkap pengalaman itu lewat mata kami,” ujar Kiki, dalam catatan produksi dari Netflix.
Advertisement
Proses syuting film ini di Kalimantan menghabiskan waktu lima minggu, dan melibatkan aktor dan kru lokal dari sana. Tak heran, ada banyak cerita dari Kalimantan yang tersisa dari proses produksi film yang dibintangi Putri Marino, Yoga Pratama, dan Lukman Sardi.
Berikut lima di antaranya:
1. Pengalaman Langka Putri Marino
Putri Marino mengungkap, pengalaman syuting Kabut Berduri di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan, merupakan sebuah kesempatan langka baginya.
“Jarang sekali kan sebetulnya dapat kesempatan untuk syuting di daerah luar Jakarta. Saya merasa beruntung karena diberi kesempatan untuk melihat langsung suasana disana,” kata Putri Marino.
Advertisement
2. Sambutan Hangat Warga Lokal
Satu hal yang sulit dilupakan Lukman Sardi, adalah sambutan hangat warga Sungai Utik. Para kru dan pemain disambut para pemuka agama, bahkan sempat diizinkan untuk tinggal di Rumah Panjang, rumah adat Kalimantan Barat dengan panjang 100 meter yang biasa ditinggali puluhan keluarga.
“Saya punya memori yang luar biasa indahnya dengan orang-orang yang ada di situ, bagaimana mereka menerima kami semua dengan tangan dan hati terbuka," kata pemeran Panca dalam film ini.
3. 22 Jam Naik Mobil
Kiki Narendra menjelaskan bahwa transportasi udara di lokasi tersebut terbatas, hanya dua kali seminggu. Hal ini justru memberikan memori tak terlupa untuknya dan Siti Fauziah, pemeran Umi, yakni perjalanan darat 22 jam dari Pontianak menuju perbatasan Badau.
“Naik mobil 22 jam di Jawa sama di Kalimantan itu pengalaman yang berbeda banget,” kata Fauziah. “Sepanjang jalan [di Kalimantan] cuma ada hutan, kebun sawit,” tambahnya.
Advertisement
4. Yoga Pratama Belajar dari Warga Lokal
Berperan sebagai Thomas, polisi keturunan Dayak, membuat Yoga Pratama mesti menguasai logat khas warga di sana. Selain belajar dari para pelatih aksen dan dialek, ia juga kerap berlatih bersama para penutur asli.
"Di luar syuting, saya sering sengaja bergabung dengan mereka, ngobrol dengan mereka, sebagai salah satu cara supaya bisa lebih cepat belajar," kata Yoga.
5. Adegan di Danau Sentarum
Lukman Sardi memanfaatkan kesempatan untuk mengunjungi Danau Sentarum yang menjadi lokasi syuting adegan memanen madu lebah di film ini, meski sebenarnya ia tak punya jatah adegan untuk direkam.
"Menariknya, ternyata banyak warga lokal yang menonton meski lokasinya di tengah danau. Mereka menonton dari atas sampan masing-masing. Jadi, di luar yang ada di layar, sebenarnya yang nonton kami itu ramai sekali," kata Lukman Sardi.
Advertisement