Liputan6.com, Jakarta - Tak kurang dari 45 tahun Fariz RM sudah berkarya di dunia musik. Dalam kurun waktu itu pula, pria yang kini berusia 65 tahun itu tak pernah Lelah mendedikasikan hidupnya untuk musik.
Lebih dari 30 album studio telah dilahirkan musisi bernama lengkap Fariz Roestam Moenaf ini. Baik sebagai solois atau bersama grup, seperti Transs, Symphony, Wow, Jakarta Rythm Section, ataupun Superdigi.
Baca Juga
Habiskan Malam Tahun Baru 2025 dengan Carnival Fantasia di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Dimeriahkan Fariz RM dan Rieka Roeslan
Syahravi Luncurkan Single Diantara Kata sebagai Tribute untuk Sang Legenda Fariz RM
Fariz RM Rayakan 45 Tahun Berkarya dengan Album Terbaru, Kolaborasi dengan Musisi Lintas Generasi
Usia karier yang sudah 45 tahun tentu menjadikan Fariz RM sebagai sosok musisi yang matang.
Advertisement
Dan, kematangan itu pula yang dipertontonkan musisi yang pernah mendapat penghargaaan Lifetime Achievement Awards dari Anugerah Musik Indonesia pada 2017 ini saat tampil di gelaran The 90's Festival 2024, di Gambir Expo Kemayoran, Sabtu (10/8). Bersama bandnya, Fariz RM Anthology, sukses memesona penonton yang hadir.
Tampil sekitar 30 menit di Supermusic Stage, sejak pukul 19.55 WIB. Fariz yang mengenakan busana serbahitam: kaos lengan panjang dan topi hitam, didukung musisi-musisi yang punya jam terbang di atas rata-rata. Sebut saja Adi Darmawan pada bass, Eddy Syahroni (drum), dan Iwan Wiradz (perkusi).
Selain bernyanyi, seperti biasa, Fariz RM juga memainkan keyboard, senjata andalannya.
Tak heran, Fariz dan kawan-kawan pun sukses menghibur audiens dengan hits-hits Fariz di era 1980-90an. Tak kurang dari enam lagu dibawakan Fariz RM secara marathon.
"Penari" yang pernah dirilis Fariz dalam album keroyokan Kharisma 2 pada tahun 1990, dan dirilis lagi di album solonya Kronologi pada 1997, dipilih sebagai lagu pembuka konser Fariz malam itu. Dengan tempo sedang “Penari” cukup mampu membuat audiens yang hadir bergoyong.
Lalu, Fariz berturut-turut memainkan "Sungguh", "Hasrat dan Cinta", yang diciptakannya untuk Andi Meriem Matalatta, disusul "Nada Kasih" dipopulerkannya bersama Neno Warisman di album Do Not Erase pada tahun 1987.
Penonton pun bersorak dan sempat ikut bernyanyi bersama, terutama pada bagian reffrain.
Sungguh kasih
Demi Tuhan aku akan selalu menyayangi dirimu
Sungguh kasih
Percayalah sayang akan tulusnya cintaku kepadamu
Kita pasti akan selalu bersama
Sehidup semati
Tutup Konser dengan Barcelona
Tak ingin membuat antusias penonton meredup, Fariz lalu menggeber "Sakura", yang langsung membuat penonton histeris saat dia memainkan intronya.
"Sakura" adalah lagu yang diambil dari debut album Fariz RM pada tahun 1980. Pada tahun 2007 lagu ini dimasukkan majalah musik Rolling Stones Indonesia sebagai salah satu lagu terbaik sepanjang sejarah.
Lagu ini sendiri dibuat Fariz RM saat diminta membuat saat diminta untuk membuat ilustrasi musik film Sakura dalam Pelukan yang disutradarai Fritz G Schadt.
Tentu saja, Fariz RM dan The Anthology dan memainkannya dengan aransemen baru. Namun, itu tetap membuat audiens yang sudah terbawa memorinya ke era 1980-an pun larut ikut bernyanyi bersama. Seru.
Fariz RM sendiri menutup konsernya dengan jagu signature, "Barcelona". Penonton Kembali bersuka, berjoget dan bernyanyi bersama sepanjang lagu.
Kelar lagu, Fariz RM meraih mikrofon. "Terima kasih, Anda semua luar biasa," ujarnya.
Setlist Fariz RM di The 90's Festival
1. Penari
2. Sungguh
3. Hasrat dan Cinta
4. Nada Kasih
5. Sakura
6. Barcelona
Advertisement