Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak cerita yang sudah dilalui Cokelat Band, selama menapaki jejaknya di industri musik. Salah satunya pengalaman unik dan tak terlupakan ketika diundang untuk tampil oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing.
Sebab sebelum tampil, Cokelat harus mengirimkan semua lirik lagu yang akan dibawakan di dalam bahasa Beijing. Terutama lagu "Bendera" yang diduga otoritas sana bermuatan propaganda.
"Mereka tuh seketat itu. Kalau lagu lain nggak masalah, tapi begitu lagu Bendera, pemerintah di sana curiga kalau ada propaganda segala macem," ungkap Kikan, vokalis Band Cokelat, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/8/2024).
Advertisement
Meski begitu, Kikan bersyukur lagu "Bendera" akhirnya diterima. "Itu sempat ribet, alhamdulillah diloloskan," Kikan membeberkan.
Pengamanan Super Ketat
Nyatanya tak sampai di situ. Saat tampil, Cokelat dikejutkan dengan pengamanan yang super ketat di sekitar venue mereka manggung. Usut punya usut, kata Kikan, rupanya mereka ingin memastikan Cokelat tidak sedang berorasi.
"Polisi Beijing banyak banget, ternyata mereka lagi make sure kalau kita tuh lagi nggak kayak orasi,” ungkapnya.
Advertisement
Kenangan Tak Terlupakan
Meski harus melewati proses cukup rumit, pengalaman ini menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi personel Band Cokelat. Semua kerumitan yang dihadapi terbayar lunas melihat besarnya antusias para penonton.
Terlebih para sepuh Indonesia yang tinggal di Beijing sejak tragedi 1965, berhasil membakar semangat Cokelat dalam menyuguhkan aksinya.
Obati Kerinduan Para Sepuh
Kikan hanya berharap, lagi "Bendera" dapat mengobati kerinduan para sepuh itu untuk pulang ke Indonesia. “Mereka cerita pengin balik ke Indonesia tapi nggak berani, itu gue tersentuh sama kejadian itu,” jelas Kikan.
Momen tersebut menjadi sangat berarti bagi Kikan dan anggota band Cokelat, karena dapat merasakan dampak emosional dari penampilan mereka terhadap komunitas Indonesia di Beijing.
Advertisement