Sukses

Festival Bedhayan 2024 Digelar Berbareng HUT ke-79 RI, Adaptasi Tari Sakral dengan Ruang dan Waktu

Ada sejumlah catatan menarik dari perayaan HUT ke-79 RI, salah satunya datang dari Festival Bedhayan 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

Liputan6.com, Jakarta Ada sejumlah catatan menarik dari peringatan sekaligus perayaan HUT ke-79 RI, salah satunya datang dari Festival Bedhayan 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

Pergelaran tari Festival Bedhayan 2024 digelar di Jakarta setelah tahun lalu sukses dihelat di Yogyakarta. Kali ini, panitia dari Laskar Indonesia Pusaka dan Jaya Suprana School of Performing Arts bersama Swargaloka.

Ketua Umum Festival Bedhayan 2024, Aylawati Sarwono didampingi Shari Semesta Susilo, menjelaskan Bedhaya adalah warisan tarian tradisional yang sakral. Awalnya Bedhaya hanya untuk di lingkungan keraton.

“Dalam perjalanannya, tari Bedhaya mengalami perkembangan yang membawa beberapa perubahan menyesuaikan ruang dan waktu serta tujuan pementasan,” Aylawati Sarwono menjelaskan.

 

2 dari 4 halaman

Pergeseran Istilah Bedhaya

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Sabtu (17/8/2024), Aylawati Sarwono menyebut kemampuan Bedhaya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman membuatnya berhasil menembus ruang dan waktu.

“Pergeseran tersebut membawa istilah Bedhaya yang mulanya dikhususkan bagi keraton dan dipenuhi syarat-syarat khusus lainnya mendapatkan istilah baru, yaitu Bedhayan,” Aylawati Sarwono menyambung.

3 dari 4 halaman

Tarian dan Kesehatan

Bedhayan kini bisa dinikmati dan ditarikan oleh umum. Perubahan ini diharapkan mampu menampung kreativitas pencinta Bedhaya di berbagai kalangan maupun usia dalam upaya melestarikan tarian tersebut.

“Gerakan dalam tarian ini bagus untuk kesehatan karena ada elemen olahraga, olah pikiran dan pernapasan. Seperti senam Yoga di India dan Taichi di Cina. Indonesia punya warisan leluhur yaitu Bedhayan,” imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

5 Pengamat Budaya dan Akademisi Tari

Dalam Bedhayan, pakem-pakem atau aturan baku berupa syarat-syarat khusus yang berlaku pada Tari Bedhaya menjadi lebih fleksibel. Sebagai informasi, Festival Bedhayan tahun ini menampilkan 15 kelompok tari, 5 pengamat budaya, dan akademisi tari.

Para akademisi tari tersebut, yakni GKR Wandansari Koes Moertiyah, KP Sulistyo S. Tirtokusumo, Wahyu Santoso Prabowo, S.Kar., M.S., Dra. M. Heni Winahyuningsih, M.Hum., dan Theodora Retno Maruti.

Festival Bedhayan 2024 dibuka dengan peluncuran buku Cipta Bedhayan Terhadap Karya Musik Jaya Suprana, yang merupakan inisiatif Aylawati Sarwono untuk menulis segala sesuatu terkait Bedhayan berdasar inspirasi dari lima karya komposisi piano Jaya Suprana.

“Festival Bedhayan 2024 digelar dalam dua sesi pada hari yang sama. Berbagai UMKM produk lokal wastra, aneka jajanan tradisional makanan dan minuman, aksesoris, serta kecantikan turut serta selama acara berlangsung,” Aylawati Sarwono mengakhiri.