Sukses

Andovi Da Lopez Ikut Unjuk Rasa di DPR/MPR RI Terkait RUU Pilkada, Akui Sempat dituding Sebagai Provokator

Andovi Da Lopez dituding sebagai penyebar aksi kekerasan dan unjuk rasa.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah artis ikut turun ke jalan bersama mahasiswa dan masyarakat, menggelar unjuk rasa di depan gedung DPR MPR RI, Jakarta, terkait penolakan Rancangan (Rancangan Undang Undang) Pilkada 2024.  

Di antaranya Andovi Da Lopez dan penulis novel JS Khairen yang ikut menjadi bagian dalam aksi tersebut. Bahkan, Andovi Da Lopez mengaku sempat mendapat pesan dari nomor tak dikenal yang diduga berkaitan dengan partisipasinya dalam unjuk rasa ini.

Andovi mengatakan, isi pesan itu memintanya datang ke Bareskrim Jakarta Pusat. Sebab, ia dituding sebagai penyebar aksi kekerasan dan unjuk rasa.

"Gue dapet WA yang mengaku dari Bareskrim, katanya 'mohon segera datang ke kantor bareskrim Jakarta Pusat anda diduga sebagai penyebar aksi kekerasan dan unjuk rasa.' begitu pesannya," aky Andovi Da Lopez kepada wartawan di Depan Gedung DPR MPR RI, Kamis (22/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesan Misterius

Andovi mengaku heran dengan maksud pesan misterius yang diterimanya. Sementara selama unjuk rasa, ia justru berusaha menjaga situasi agar tetap kondusif. 

"Ya bingung ini pesan maksudnya apa? Toh gue sama teman-teman disini berusaha mencegah agar tidak rusuh," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Tak Menampik

Andovi tak menampik sempat terjadi aksi pelemparan saat unjuk rasa. Namun Andovi yang mengaku berusaha mendamaikan massa agar tenang dan menyuarakan apresiasinya dengan tertib. 

"Dari tadi gue mencoba mendamaikan situasi. Kita berusaha untuk menyuarakan aspirasi tanpa melempar batu dan botol. Gue bilang dan teriak jangan dilempar, mereka makin emosi. Akhirnya gue samperin dan kenalan, 'halo nama gue Andovi' gitu," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Pengakuan

JS Khairen membenarkan pengakuan Andovi Da Lopez. Ia heran ada sekelompok orang yang justru menganggap mereka marah-marah.  

"Padahal kita mah santai. Benci boleh bodoh jangan," kata JS Khairen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.