Liputan6.com, Jakarta - Galeri seni rupa Linda Gallery gelar pameran spektakuler di Townhall, Indonesia Design District (IDD), PIK 2. Acara itu diklaim menjadi pameran patung terbesar yang pernah ada di Jakarta, bahkan Indonesia.
Patung-patung besar tampak di ruang pamer yang luas. Tak tanggung-tanggung, galeri seni yang juga ada di Singapura dan Beijing itu menghadirkan karya seniman kenamaan Cai Zhisong, Ren Zhe, dan Jia Wei. Ketiganya masuk dalam jajaran "Top 10 Scluptors in China".
Advertisement
"Jadi jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mengapresiasi dan mengoleksi karya-karya mereka yang langka dan terbatas," ajak owner Linda Gallery, Linda Ma, disela-sela pameran yang terbuka untuk umum hingga 1 September mendatang itu, Sabtu (24/8/2024).
Gelaran seni pameran bertajuk ”A Symphony of Art” yang buka setiap hari dari pukul 10.00-22.00 itu juga membuka kesempatan bagi kolektor seni untuk datang akhir pekan ini. "Hari Minggu kita membuka sesi khusus untuk kolektor seni agar bisa hadir dalam event "collectors night". Acaranya dimulai pukul 17.00," dia menerangkan.
Dikoleksi Kolektor Penting
Linda menjelaskan, karya-karya para pematung tersebut sudah dikoleksi oleh kolektor penting di seluruh dunia, baik perorangan, galeri seni, maupun museum. Karya ketiga seniman hebat itu juga sudah berhasil menembus rekor penjualan tinggi di balai lelang seni dunia, Christie's dan Sotheby's.
"Karya seni mereka ini sulit didapat karena langka dan dibuat sangat terbatas. Maka itu, bagi penikmat seni dan kolektor wajib datang ke sini untuk melihat langsung keindahan karya patung Cai Zhisong, Ren Zhe, dan Jia Wei,” imbuhnya.
Advertisement
Jejeran Patung Cantik
Memasuki ruang pameran, mata para pengunjung langsung dimanja dengan jejeran patung cantik berbahan fiberglass, resin, perunggu, stainless steel, hingga potongan balok LEGO. Ketiga seniman memiliki karakter dan inspirasi masing-masing saat membuat karya patung yang rata-rata berukuran besar, antara 1-2,5 meter itu.
Cai Zhisong misalnya, ia salah satu pematung Tiongkok paling ikonik dan terkenal di zaman ini. Pada 1997, Cai Zhisong lulus dari Akademi Seni Rupa Pusat bidang Patung. Dari 1998-2008, ia mengajar di Central Academy of Fine Arts di jurusan Patung.
Karena talentanya itu, ia pernah mendapat Penghargaan Taylor pada 2001 di Salon Musim Gugur Paris ketika ia berusia 29 tahun, menjadi penghargaan tertinggi yang dimenangkan oleh seniman Tiongkok dalam 103 tahun sejarahnya.
Bahan Baku Berkualitas
Pada 2011, ia diundang untuk berpartisipasi dalam Venice Biennale ke-54. Kemudian, pada 2012 ia terpilih sebagai "100 Pemimpin Seni" global pada sampul "Art Actuel" di Prancis.
Penghargaan bergengsi lain juga ia dapatkan pada 2016, dimana saat itu ia mendapat penghargaan China Robb Report Artis Tahunan "Terbaik dari yang Terbaik". Ia juga telah mengadakan lebih dari selusin pameran tunggal di seluruh dunia dan berpartisipasi dalam pameran kelompok.
"Pengerjaan patung buatan Cai terkenal memakai bahan baku berkualitas, tingkat kesulitan dalam proses pengerjaan juga sangat tinggi, terlihat dari detail ikan arwana, rusa, dan burung merak yang seluruhnya terbuat dari titanium, perunggu, dan stainless steel. Lihat saja guratan-guratan dan detailnya,” ulas Linda, sembari menunjuk patung ikan arwana berwarna emas yang dibuat sangat detail dan bercita rasa seni tinggi sehingga tampak sangat hidup.
Advertisement