Sukses

Beraksi di Rock Legends Festival, Mel Shandy Masih Garang

Mel Shandy masih mampu mengukuhkan diri sebagai lady rocker jempolan.

Liputan6.com, Jakarta - Mel Shandy masih mampu mengukuhkan diri sebagai lady rocker jempolan. Beraksi di ajang Rock Legends Festival, penyanyi asal Bandung itu berhasil memikat penonton lewat vokalnya yang garang.

Gayanya juga masih enerigk di atas panggung. Dia berlari ke sana ke mari, mengangkat tangan, mengepalkannya di udara, sambil mencoba sesekali berkomunikasi dengan penonton.

Nama Mel Shandy pertama kali menjulang di blantika musik Indoensia pada tahun 1989 saat merilis album perdana, Bianglala. Dari album ini, selain "Bianglala", lagu "Ulah Tuan dan Nona" juga muncul jadi hits. Nama Mel Shandy pun mulai dikenal orang sebagai lady rocker.

Dua tahun kemudian, Mel Shandy merilis album kedua, Nyanyian Badai yang sekaligus menahbiskannya sebagai lady rocker papan atas di Tanah Air.

Setelah itu, album-album selanjutnya yang dia rilis seperti semakin mengukuhkan namanya di daftar teratas penyanyi rock wanita Tanah Air.

 

 

2 dari 3 halaman

Ulah Tuan dan Nona Jadi Pembuka

Di panggung Rock Legends Festival, yang digelar di Plaza Barat Taman Mini Indonesia Indah, Mel Shandy membuka penampilannya dengan "Ulah Tuan dan Nona" diiringi band perpaduan Enk Ink Enk dan Sea Rock, di mana sang suami, Danny Sabian Hamda, menjadi gitarisnya.

Penampilan Mel Shandy juga "rock banget". Dia mengenakan busana dan jilbab serbahitam, plus baret berwarna biru, dengan rantai-rantai melingkar di sekitar pinggang. Didukung boot berwarna coklat.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....yang jawab semoga melimpah rezekinya, aamiin," ujar Mel usai membawakan "Ulah Tuan dan Nona".

Setelah itu mengalunlah "Bianglala". Penonton pun hening menikmati suara bening Mel Shandy.

Namun, suasana berubah bergemuruh saat Mel meminta penonton ikut bernyanyi pada bagian refrain.

Walau ada luka di hatiku

Tapi kini semua sirna

Walau ada duka di hatiku

Tapi kini semua musnah

Semua karena kehadiran dirimu

Yang mengusik deritaku

Di akhir lagu, Mel Shandy kembali mengingatkan bahwa lagu tersebut adalah karangan mendiang Yockie Suryoprayogo dan Areng Widodo.

 

3 dari 3 halaman

Nyanyian Badai

Mel lalu membawa lagu terakhirnya,"Nyanyian Badai" yang memang sudah ditunggu penonton. Ini lagu bertempo cepat, agak-agak speed atau power metal. Tak heran, akhirnya penonton pun dibuat jejingkrakkan di sore yang masih panas.

Lagi-lagi Mel Shandy mampu menunjukkan karakter vokalnya yang kuat dan ngerock untuk membuat lagu ini jadi dahsyat.

Masih mampu vokalnya menjelajahi nada-nada tinggi pada lagu yang diciptakan Yockie Suryoprayogo dan Doddy Koswara itu. Tak pelak, penonton pun terus berdecak kagum dibuatnya.

Memang hanya tiga lagu yang dibawakan Mel Shandy. Namun, kehadirannya di panggung Rock Legends berhasil mengangkat kembali kejayaan rock di era 1990-an, sekaligus memupus kerinduan penggemar musik rock Indonesia akan sosok lady rocker jempolan.

Â