Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses dengan film "Sekawan Limo," sutradara sekaligus aktor Bayu Skak kembali mempersembahkan karya terbarunya, "Cocote Tonggo." Film ini merupakan hasil kolaborasi antara SKAK Studios dan Tobali Film, dengan latar pengambilan gambar di Kota Solo. Rencananya, produksi film ini akan segera dimulai dengan menghadirkan cerita yang sarat akan budaya lokal.
"Cocote Tonggo" mengisahkan tentang sepasang suami istri di Solo yang dikenal sebagai penjual jamu kesuburan. Ironisnya, meskipun mereka menawarkan jamu untuk membantu pasangan lain memiliki anak, mereka sendiri belum dikaruniai keturunan. Akibatnya, pasangan ini menjadi bahan perbincangan para tetangga. Demi menjaga nama baik toko jamu warisan keluarga, mereka nekat berpura-pura hamil dan mengakui seorang bayi yang mereka temukan sebagai anak kandung mereka.
Pengambilan gambar akan dilakukan di kawasan bersejarah seperti Laweyan dan Lokananta, Solo. Keunikan film ini juga terletak pada penggunaan Bahasa Jawa Mataraman khas Solo dalam dialognya, menambah autentisitas dan daya tarik bagi penonton. Bayu Skak, selain menjadi sutradara, juga turut berperan dalam film ini, berkolaborasi dengan aktor dan aktris ternama seperti Dennis Adhiswara, Ayushita, Asri Welas, dan Sundari Soekotjo.
Advertisement
"Kami berharap 'Cocote Tonggo' bisa menjadi tontonan yang segar dan memberikan sudut pandang baru tentang kebiasaan masyarakat yang suka membicarakan orang lain tanpa introspeksi diri," ujar Bayu Skak dalam acara syukuran film ini di Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Kolaborasi Pertama SKAK Studios dan Tobali Film
"Cocote Tonggo" menjadi kolaborasi pertama antara SKAK Studios, yang didirikan oleh Bayu Skak bersama Ricky Ramadhan Setiyawan dan Henny Myranda Nusaputri, dengan Tobali Film. Tobali Film, yang merupakan generasi kedua dari Tobali Indah Film yang berdiri sejak 1968, kembali fokus pada produksi film layar lebar melalui proyek ini.
Advertisement
Potensi Besar
Sahli Himawan, pemilik Tobali Film, melihat potensi besar dalam "Cocote Tonggo." Ia optimis bahwa film ini akan diterima baik oleh masyarakat dan berharap dapat mencapai kesuksesan yang sama, atau bahkan melebihi, film-film Bayu Skak sebelumnya.
"Kami ingin menciptakan film komedi yang lucu dengan bahasa Jawa yang mudah dimengerti. Mas Bayu Skak telah membuktikan bahwa film dengan bahasa daerah bisa sukses besar," ungkap Sahli Himawan.
Proses syuting "Cocote Tonggo" dijadwalkan mulai awal September, dengan peluncuran film direncanakan pada tahun depan. Diharapkan, film ini akan menyuguhkan komedi segar dengan sentuhan budaya lokal yang bisa dinikmati oleh penonton dari berbagai kalangan.