Sukses

6 Film Wajib Tonton di Jakarta World Cinema 2024, dari 20.000 Species of Bees Hingga The Nature of Love

Jakarta World Cinema 2024 digelar dari 21 hingga 28 September 2024. Hadirkan 120 film dari 61 negara, ada 6 rekomendasi yang sayang jika dilewatkan.

Liputan6.com, Jakarta Para pencinta film di Tanah Air tengah berpesta di ajang Jakarta World Cinema 2024 atau JWC 2024 yang digelar sejak 21 hingga 28 September 2024. Pasalnya, JWC 2024 memfiturkan 120 film dari 61 negara.

Penonton bisa menyaksikan di CGV Cinemas Grand Indonesia Jakarta atau mengakses via platform streaming KlikFilm. Sejumlah film unggulan seperti The Queen of My Dreams, 20.000 Species of Bees, hingga The Echo.

Ada pula film berkualitas cihuy seperti Blackbird Blackbird Blackberry dan The Nature of Love. “Festival ini wujud nyata apresiasi untuk dunia sinema baik film internasional maupun lokal,” kata Direktur KlikFilm, Frederica.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Rabu (25/9/2024), ia menyebut penayangan via platform streaming memberi akses lebih luas kepada masyarakat Indonesia. Berikut 6 film wajib tonton di JWC 2024. Apa saja?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. The Echo

Film dokumenter dengan judul asli El Eco karya sineas Tatiana Huezo ini berdurasi 1 jam dan 42 menit. The Echo potret masyarakat desa di Meksiko yang hidup berdampingan dengan alam dan tradisi yang diwariskan selama berabad-abad.

The Echo mengantar Tatiana Huezo meraih Encounters Awards untuk Sutradara Terbaik di Berlin International Film Festival. The Echo juga diganjar Best Documentary di  Palm Springs International Film Festival tahun ini. Film penting dan berdampak!

 

3 dari 7 halaman

2. Blackbird Blackbird Blackberry

Tema sederhana yang dikembangkan jadi naskah detail dan dipoles apik akan menghasilkan karya monumental. Blackbird Blackbird Blackberry misalnya, mengusung kehidupan cewek lajang, Etero, berusia 48 tahun yang tinggal di Desa Georgia dan kerap digunjing tetangga.

Tiba-tiba ia jatuh cinta. Etero mau tak mau menghadapi isu cinta di usia paruh baya dan kemandirian. Karya sineas Elene Naveriani ini Film Terbaik di Swiss Film Prize 2024 dan dinominasikan dalam sesi Director’s Fortnight Festival Film Cannes tahun lalu. Wow!

 

4 dari 7 halaman

3. When The Waves Are Gone

Dengan judul asli Kapag Wala Nang Mga Alon, film karya Lav Diaz ini bergerak lewat premis Letnan Hermes Papauran (John Lloyd Cruz) yang berada di persimpangan moral terkait kampanye antinarkoba. Konflik batin dan rasa bersalah membuat kondisi fisiknya memburuk.

Menampilkan performa memikat John Lloyd Cruz, When The Waves Are Gone berjaya di sejumlah festival termasuk Asia Pacific Screen Awards. Di sana, When The Waves Are Gone meraih tiga nominasi untuk Pemeran Utama Pria, Sutradara, dan Film Terbaik.

 

5 dari 7 halaman

4. The Queen of My Dreams

Pertama, film ini memperoleh tingkat kesegaran mencapai 89 persen di situs Rotten Tomatoes. Kedua, The Queen of My Dreams menembus sesi First Feature Competition di London Film Festival. Ketiga, karya sineas Fawzia Mirza ini memborong 5 nominasi Canadian Screen Awards 2024.

Ada dua kategori yang dimenangkan The Queen of My Dreams yakni Lagu Tema dan Pemeran Utama Pria Terbaik Film Drama untuk Amrit Kaur. Dengan pencapaian sebagus ini rasanya The Queen of My Dreams adalah sajian Jakarta World Cinema 2024 yang pantang dilewatkan.

 

6 dari 7 halaman

5. 20.000 Species of Bees

Ditulis dan disutradarai sineas Estibaliz Urresola Solaguren, 20.000 Species of Bees menyuguhkan tema gadis muda transgender, pencarian jati diri, dan dampak identitasnya terhadap keluarga yang tinggal di lingkungan pedesaan di Spanyol.

Film ini panen pujian kritikus. The Hollywood Reporter menyebut 20.000 Species of Bees sebagai kisah kedewasaan yang penuh welas asih. Akting Sofía Otero dan Patricia López Arnaiz diakui sukses jadi pusat perhatian.

 

7 dari 7 halaman

6. The Nature of Love

Selain dikenal sebagai negeri romantis, Prancis selalu punya film tentang cinta yang eksentrik termasuk Simple comme Sylvain yang dirilis dengan judul internasonal The Nature of Love. Magalie Lépine-Blondeau dan Pierre-Yves Cardinal dipercaya sebagai pemeran utama.

Premisnya tentang wanita yang terjebak dalam dilema moral akibat cinta segitiga. Tak perlu buru-buru menghakimi tema The Nature of Love terlalu klasik. Faktanya, karya sineas Monia Chokri ini tembus Festival Film Cannes dan diganjar dua nominasi. Penasaran, kan?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini