Liputan6.com, Jakarta Timo Tjahjanto kembali dengan tontonan brutal total dan adegan aksi tensi tinggi lewat The Shadow Strays. Untuk film Netflix yang dirilis sejak 17 Oktober 2024 ini, Timo memasang Aurora Ribero, Hana Malasan, Adipati Dolken, Andri Mashadi, Kristo Immanuel, Tanta Ginting, Chew Kin Wah, Arswendy Bening Swara, dan banyak nama lain.
Jauh sebelum tayang, film ini sudah menarik perhatian penggemar film. Apalagi The Shadow Strays tayang perdana di event prestisius Festival Film Internasional Toronto (TIFF) pada 14 September 2024 lalu.
Baca Juga
Seperti apa sinopsis The Shadow Strays?
Advertisement
Film berdurasi 2,5 jam ini dibuka dengan 13 (Aurora Ribero ) seorang pembunuh bayaran muda dalam organisasi berbahaya, Shadow. Ia tengah menjalani pelatihan di bawah didikan mentornya, Umbra (Hana Malasan). Hanya saja, sebuah kesalahan saat menjalani misi di Jepang tak hanya membuatnya cidera—tapi juga diskors oleh organisasinya.
Di tengah kondisi terombang-ambing tanpa panduan mengenai langkah yang harus ia ambil selanjutnya, 13 bertemu dengan Monji (Ali Fikry), seorang remaja yang mengurus ibunya.
Langkah ibunda Monji yang bekerja dengan orang-orang dari dunia hitam mesti ia bayar mahal, dengan nyawanya. Dalam kondisi berduka, Monji menjadi dekat dengan 13 yang mengulurkan tangan kepadanya. Sebaliknya, 13 mulai merasa protektif terhadap bocah bermulut berani ini.
Hanya saja, Monji mendadak menghilang, dan 13 meyakini seseorang bernama Haga (Agra Piliang) berada di baliknya. Hanya saja ia bukan orang sembarangan, dengan jaringan sosok berpengaruh yang berada di baliknya. Dengan mengancam Jeki (Kristo Immanuel) anak buah geng Haga, 13 berusaha untuk menyelamatkan Monji.
Setelah sinopsis, yuk simak karakter-karakter dalam The Shadow Strays!
1. 13 (Aurora Ribero)
Sebagai anggota Shadow, kemampuan 13 dalam mengeliminasi target di lapangan tak usah diragukan. Baku hantam jarak dekat dijabani, tembak-menembak dengan aneka senjata api pun dilakoni. Namun pembunuh junior ini tak sepenuhnya berdarah dingin, masih tersimpan rasa welas asih di hatinya--yang ternyata dianggap sebagai masalah dalam profesinya.
Wanita ini dihantui kilasan masa lalu yang terhapus dari memorinya, dan merupakan jawaban tentang identitasnya. Namun ia meyakini, dirinya lebih dari sekadar codename "13" yang disandangnya.
Advertisement
2. Monji (Ali Fikry)
Sebagai bocah lelaki yang tumbuh dalam kehidupan yang keras, Monji tumbuh menjadi remaja penuh nyali--baik dari kata-kata yang keluar dari mulut dan juga perbuatannya. Meski dari luar kelihatan nyinyir pada ibunya, ia sebetulnya sayang sekali pada wanita ini.
Ia bahkan pasang badan saat gerembolan Haga bikin gara-gara di rumahnya. Sayang, hal ini menempatkannya dalam posisi berbahaya.
3. Jeki (Kristo Immanuel)
Jeki punya status sebagai anak buah Haga--yang komplotannya begitu ditakuti. Namun aslinya ia diperlakukan layaknya keset yang diinjak-injak bosnya. Apes, ketika menjalani perintah mengambil narkoba di rumah Monji, ia bertemu 13 yang sudah terlanjur ngamuk dan mencari Monji.
Setelah dihajar habis-habisan, Jeki terpaksa mengantar 13 mencari Monji di sarang gerombolan Haga. Namun di luar sikap oportunisnya, Jeki memiliki seseorang yang begitu ia cintai.
Advertisement
4. Prasetyo (Adipati Dolken)
Profesinya memang polisi, tapi Prasetyo jauh dari keadilan. Ia memanfaatkan kedudukannya untuk membantu Haga dan Ariel dalam menjalankan bisnis haramnya.
Bahkan para anggota polisi yang berada di bawahnya, ia gunakan untuk menjadi senjata dalam memukul lawan Haga dan Ariel.
5. Ariel (Andri Mashadi)
Di depan publik Ariel memasang wajah suci demi ayahnya yang hendak nyalon sebagai gubernur, tapi itu hanyalah kedok belaka. Aslinya, ia adalah sosok sadis yang menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Idolanya adalah sang ayah yang licik, dan ia berharap bisa maju sebagai pemimpin kepala daerah sebagai ayahnya.
Ia diserahi satu tugas penting dari sang ayah: mengamankan transaksi narkoba dan memastikan uang penjualan diterima, demi modal sang ayah mencalonkan diri.
Advertisement
6. Umbra (Hana Malasan)
Dari luar, Umbra yang punya kemampuan mumpuni dalam menghabisi sasaran tampak dingin dan berjarak--bahkan dengan 13. Seakan, di otaknya hanya ada program untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
Namun sebuah kejadian yang berkaitan dengan kawan lamanya, membuat sebuah tanya muncul di hatinya: benarkah dirinya lebih dari sekadar pion yang dijalankan untuk membunuh?