Sukses

Lagu Band Methosa Bangun Orang Waras Ditolak Diputar Di Beberapa Radio, Dianggap Sindir Pemerintah?

Band Methosa ingin menggugah kesadaran masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, agar tidak tinggal diam menghadapi situasi yang semakin genting.

 

Liputan6.com, Jakarta Grup band Methosa kembali menggebrak dunia musik dengan merilis single terbaru mereka berjudul "BOW" (Bangun Orang Waras). Band yang digawangi oleh Mansen Munthe (vokal), Rina Nose (vokal), Kelana Halim (bass), Agung (synthesizer), dan Dami (gitar) telah berhasil menarik perhatian lewat lagu-lagu mereka yang mengusung tema sosial dengan pesan yang kuat. 

Single "BOW" sendiri merupakan keprihatinan terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia saat ini. Lagu ini merupakan bentuk protes Methosa terhadap berbagai masalah sosial yang terjadi, terutama terkait korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merajalela di berbagai lapisan pemerintahan, baik pusat maupun daerah. 

Melalui liriknya, Methosa ingin menggugah kesadaran masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, agar tidak tinggal diam menghadapi situasi yang semakin genting.

"Keserakahan para pemimpin tampaknya sudah tidak bisa dibendung lagi," ujar Mansen Munthe saat ditemui di Horror Festival di Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, baru-baru ini.

 

2 dari 4 halaman

Praktik Curang

Lagu "BOW" berbicara tegas tentang praktik-praktik curang yang menghambat kemajuan bangsa, dengan harapan masyarakat bisa lebih kritis dalam mengawasi dan mengkritik pemerintah. 

Meski demikian, perjalanan promosi lagu ini tidak berjalan mulus. Beberapa media menolak memutar lagu tersebut dengan alasan liriknya dianggap terlalu tajam dan langsung mengkritik penguasa. 

"Liriknya sih tidak terlalu eksplisit. Makanya kita bingung kenapa ada penolakan untuk memutar lagu kita ini," ujar Rina Nose.

 

3 dari 4 halaman

Tak Gentar

Namun, Methosa tidak gentar menghadapi penolakan ini. Mereka menegaskan bahwa lagu "BOW" tidak ditujukan untuk menyindir individu tertentu, melainkan menyuarakan keresahan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. 

"Kita sih senang saja, nggak takut meski ditolak," tambah Mansen.

 

4 dari 4 halaman

Tak Memikirkan

Mansen menyatakan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan soal penolakan dari media.  

"Kami tidak memikirkan bagaimana menarik peminat musik, karena musik kami akan menemukan pendengarnya sendiri," ujarnya. 

Methosa yakin bahwa karya mereka akan tetap diterima oleh mereka yang peduli pada isu-isu sosial di tanah air.