Sukses

Band Grausig Luncurkan Album Doomsday dari Demo Lawas yang Hilang Selama 30 Tahun

Grausig kembali mengguncang dengan peluncuran album terbaru bertajuk Doomsday. 

Liputan6.com, Jakarta Band death metal legendaris Indonesia, Grausig, kembali mengguncang dengan peluncuran album terbaru bertajuk Doomsday. Album ini hadir dengan nuansa old school khas tahun 90-an, diambil dari dua demo lawas mereka yang pernah hilang, dibuat pada tahun 1994 dan 1995.  

Dua demo yang sempat beredar secara terbatas tersebut akhirnya kembali dipublikasikan melalui album ini.

Pada awalnya, demo Grausig di tahun 1994 dan 1995 hanya dibuat sebagai bahan promosi untuk stasiun radio dan teman-teman dekat. Demo ini di-copy secara manual menggunakan perangkat radio compo karena pada masa itu belum ada perusahaan rekaman indie, apalagi media sosial. 

Meski begitu, demo tersebut berhasil menarik perhatian program musik cadas di Rock & Rhythm (Mustang FM Jakarta) dan GMR (Bandung), membawa Grausig tampil di berbagai panggung musik keras di Jabodetabek dan Bandung.

Pada tahun 1994, Grausig beranggotakan Jorghie (gitar & vokal), Yahya Wacked (gitar), dan almarhum Robin Hutagaol (drum). Namun, formasi ini berubah pada 1995 dengan kehadiran James (vokal), Yahya (gitar), Bobby (bass), dan Denny Zahuri (drum), yang hingga kini menjadi satu-satunya anggota asli yang masih bertahan. 

 

2 dari 4 halaman

Pergantian Personel

Dalam perjalanan karier mereka, Grausig telah mengalami banyak pergantian personil dan merilis sembilan album, sementara dua demo ini hilang hampir 30 tahun lamanya. 

“Doomsday sebenarnya bukan rilisan reissue, mengingat demo tersebut tidak pernah resmi diedarkan. Kami merilisnya untuk menyelamatkan arsip sejarah awal komunitas musik underground,” jelas Hardy dari label Zim Zum Entertainment.

Hardy juga memastikan bahwa audio demo Grausig tahun 1994 dan 1995 dipertahankan tanpa banyak perubahan, demi memberikan pengalaman otentik kepada pendengar yang ingin merasakan death metal khas tahun 90-an. 

 

3 dari 4 halaman

Desain Serius

Selain itu, cover album Doomsday didesain serius untuk mencerminkan karakter Grausig, yang dalam bahasa Jerman berarti “mengerikan.” Terdapat gambar makhluk bersayap dengan simbol salib terbalik, sebuah simbol ikonik yang juga dikenal dalam komunitas death metal. 

Meski para pendiri Grausig tak lagi berada dalam band, formasi baru yang terdiri dari Adam Fauzan (vokal), Mame (gitar), Robby Agam (gitar), Rusdi Gaver (bass), dan Denny Zahuri (drum) tetap menjaga semangat band. Album Doomsday menjadi bukti bahwa semangat Grausig tak pernah padam, terus eksis dan memukau pecinta musik metal.

 

4 dari 4 halaman

11 Lagu Klasik

Album Doomsday ini terdiri dari 11 lagu klasik dari era 90-an Grausig dan akan resmi dirilis pada 6 November 2024 dengan harga Rp66.600. Album ini juga dilengkapi booklet delapan halaman yang berfungsi sebagai trailer dari buku mengenai Yahya Wacked dan perjalanan Grausig, yang saat ini sedang diproduksi oleh Zim Zum Entertainment.

Video Terkini