Sukses

Paul Mescal Ungkap Rahasia di Balik Badan Berototnya dalam Film Gladiator II

Setelah syuting Gladiator II berakhir Paul Mescal mesti buru-buru menurunkan berat badan untuk proyek film selanjutnya.

Liputan6.com, Jakarta Mulai tanggal 13 November 2024 kemarin, para penggemar film mendapat satu tontonan baru di bioskop Tanah Air: Gladiator II. Ya, film ini adalah jilid kedua dari film perdana yang tayang tahun 2000 silam, Gladiator. 

Bila film perdananya yang ikonis dibintangi oleh Russel Crowe dan Joaquin Phoenix, dalam Gladiator II posisi ini diisi oleh Paul Mescal.

Ia berperan sebagai Lucius, putra Maximus, yang terpaksa masuk Colosseum setelah tempat tinggalnya dikuasai oleh Kaisar kembar Caracalla (Fred Hechinger) dan Geta (Joseph Qiuinn) yang memerintah dengan kekejaman. Tergerak oleh kemarahan dan semangat untuk mengembalikan kejayaan Roma, Lucius menghadapi pertempuran hidup-mati demi rakyatnya.

"Memainkan Lucius dalam Gladiator II adalah sebuah kehormatan besar. Karakter ini memiliki kedalaman emosi yang luar biasa, penuh dengan kemarahan, kehilangan, dan rasa tanggung jawab yang mendalam untuk membela Roma. Saya merasa terhormat bisa membawa perjalanan epik ini ke layar lebar dan menghidupkan semangat seorang pejuang yang tidak akan pernah menyerah," tutur Paul Mescal dalam keterangan tertulis Universal Pictures yang diterima Liputan6.com.

Memerankan karakter Lucius dalam film ini ternyata butuh perjuangan. Termasuk untuk membentuk otot tubuhnya.

2 dari 4 halaman

Banyak Makan Ayam

Diwartakan Variety, Paul Mescal mengungkap ia memasang target menambah bobot badan 22 pon, atau hampir 10 kilogram. Aslinya, badannya sudah berotot setelah memerankan Stanley Kowalski di  film Streetcar.

Enam bulan sebelum syuting dimulai, dia rajin latihan ke gym dengan latihan intens enam hari seminggu. Ia juga makan empat kali sehari dengan menu khusus. “Aku banyak (makan) daging. Kebanyakan ayam,” kata dia.

Hanya saja, setelah syuting Gladiator II berakhir ia mesti buru-buru menurunkan berat badan sampai 26 pon untuk proyek film The History of Sound dalam waktu dua bulan.

Hal ini ternyata bukan pengalaman menyenangkan buatnya. "Ini bukan untuk jadi kerempeng, tapi hanya untuk menghilangkan otot saja. Sungguh sengsara,” kata dia.

3 dari 4 halaman

Mesti Lebih Teliti

Sementara itu, sutradara Ridley Scott kembali ke kursi sutradara film kedua Gladiator. Dibanding film perdananya, Gladiator II disebut melibatkan stunt dan efek visual dengan skala lebih besar dibanding pendahulunya pada tahun 2000. Mulai dari invasi air ke benteng kuno hingga adegan pertempuran laut di Colosseum yang telah dibanjiri, film ini adalah proyek ambisius yang menguji keterampilansang sineas. 

"Ada kegembiraan luar biasa dalam membuat film sebesar ini. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dalam setiap detail. Dan semakin Anda menyebarkan ide-ide, semakin banyak sinergi yang tercipta," ujar Ridley Scott.

4 dari 4 halaman

Antusiasme Bawa Gladiator ke Indonesia

Sementara itu Head of Marketing Universal Pictures Indonesia Julius Daniel Suhakri bersemangat menghadirkan film ini ke Tanah Air.

“Kami sangat antusias membawa Gladiator II ke hadapan penonton Indonesia. Film ini bukan hanya sekadar tontonan epik, tetapi juga sebuah kisah penuh inspirasi yang merayakan keberanian dan kehormatan. Dengan Ridley Scott sebagai sutradara dan para pemeran berbakat, kami yakin Gladiator II akan menjadi salah satu film paling ditunggu tahun ini dan memberikan pengalaman sinematik yang luar biasa," ujarnya.

Video Terkini