Sukses

Mpok Alpa Nikmati Momen Jadi Ibu Bayi Kembar, Kesal Suaminya Belum Berani Gendong

Mpok Alpa kesal suaminya masih takut menggendong bayi mereka, yang kini berusia 1 bulan. Meski begitu, sang suami tetap membantu mengurus buah hati.

Liputan6.com, Jakarta Mpok Alpa turun tangan langsung mengurus bayi kembarnya, meski sudah menggunakan jasa babysitter. Ia tidak ingin bayi kembarnya tumbuh tanpa sentuhan tangan kedua orang tuanya.

Oleh karena itu, Mpok Alpa merasa kesal suaminya masih takut menggendong bayi kembar mereka, yang kini baru berusia 1 bulan. Meski begitu, sang suami tetap ambil bagian dalam mengurus sang buah hati.

"Laki gue, gue gedek banget. Sampai detik ini dia masih takut megang bayi. Nanti kalau udah agak (besar) baru berani gitu," kata Mpok Alpa di Kawasan Karawaci, Tangerang, Sabtu (16/11/2024).

"Ya kalau skrg dia nyiapin pempersnya, nyiapin air, gantiin popoknya, ya gitu-gitu aja sih. Kalau buat angkat-angkat belum berani," Mpok Alpa menambahkan.

 

2 dari 4 halaman

Syuting Masih Aman

Mpok Alpa tak mengalami baby blues atas kehadiran bayi kembarnya. Meski tak mudah, ia menikmati mengurus sang anak di tengah kesibukannya.

"Enggak, engga kesel. Gue menikmati luar biasa. Syuting masih aman di tempat yang aman, jam yang aman tidurnya. Jadi jam 12 aku udah pulang. Jadi bisa ngurusin dia gitu sampe malem. Paginya kerja siangnya ya masih aman lah pokoknya," ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Jalani Hari Bersama Si Kembar

Mpok Alpa mengaku akhirnya memahami rasanya memiliki anak kembar. Meski menggunakan jasa babysitter, ia tetap dominan mengurus si kembar, dan menganggapnya sebuah fase yang harus dilaluinya sebagai seorang ibu.

"Memang sekali-sekali sama kita sendiri. Ya mungkin ini momen yang harus gua jalanin sama anak gua yang saat ini langkalah ibaratnya," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Harus Libatkan Keluarga

Ketika berada di luar rumah, Mpok Alpa selalu memantau kondisi sang anak melalui CCTV yang tersambung ke ponsel pribadinya. Ia tidak menyerahkan anak sepenuhnya kepada babysitter, dan tetap melibatkan keluarga.

"Ya pake cctv yang bisa denger suara. Jadi kalau susternya marah-marah ama anak gua ya kedengeran. Jadi ketahuan gitu, kan bayar mahal. Harus libatin keluarga ya jadi ada suster dan ada mpok gua," ucap Mpok Alpa.