Nasib baik yang menghinggapi pengamen cilik Tegar, ternyata berbanding terbalik dengan sang pencipta lagu, Ratna Koin.
Seperti diketahui, pengamen cilik bernama Tegar yang sukses membawakan lagu Ngamen Terakhir atau Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang saat ini menjadi penyanyi terkenal yang laris tampi on air mau pun off air. Namun hal itu tak diikuti sang pencipta lagu yang juga penyanyi dangdut, Ratna Koin.
Ratna hingga kini bahkan tengah meyakinkan banyak pihak bahwa lagu Ngamen Terakhir atau Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang adalah ciptaannya. "Banyak yang bilang saya cuma mau numpang ngetop. Tapi terserah apa kata orang, tapi lagu itu benar-benar ciptaan saya dan ada hak saya di dalam lagu tersebut," ujar Ratna, saat ditemui di kawasan Senayan, baru-baru ini.
Ratna mengaku, lagu Ngamen Terakhir dibuatnya sekitar awal 2000 di Surabaya. Saat itu, Ratna merupakan pengamen jalanan dan membuat lagu tersebut berdasarkan kisah hidup yang dialaminya.
"Saat itu lagu tersebut banyak dibawakan pengamen-pengamen jalanan. Banyak versi juga, karena ada yang dibikin dangdut dan itu cukup terkenal di Surabaya," jelas Ratna.
Ratna mengakui, lagu tersebut mulai dikenal secara umum setelah Tegar dikenal sebagai pengamen cilik dan membawakan lagu Ngamen Terakhir di tv-tv nasional.
"Jujur, sebagai pencipta lagu saya butuh pengakuan kalau lagu itu adalah ciptaan saya. Saya punya banyak bukti untuk membuktikan itu. Salah satunya anak-anak KPJ (Komunitas Penyanyi Jalanan) di Surabaya," lanjut Ranta.
Lagu Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang versi Tegar saat ini tercatat diciptakan oleh Iwan Jabrik dan Wawan Juniarso, yang juga menjadi manajer Tegar.
"Sebenarnya Pak Wawan itu bukan mengakui, tapi dia menulis namanya karena lagu tersebut tidak diketahui siapa penciptanya. Sedangkan nama Iwan Jarik akan dihapus. Meski lagu tersebut sudah diakui diciptakan oleh saya, tapi masalah royalti, hingga kini saya tak mendapat uang seperser pun," keluh Ratna.
Selain tak mendapatkan royalti, Ratna juga merasakan kesulitan untuk tampil di tv. Ratna mengakui banyak tawaran dari stasiun tv untuk tampil bersama Tegar. Namun keinginan itu dihalang-halangi oleh manajemen Tegar sendiri.
"Aku sama Tegar itu sudah kenal dekat dan Tegar juga tahu kalau itu lagu ciptaan saya. Ada beberapa stasiun tv minta Tegar tampil dengan saya, tapi permintaan itu dihalangi manajer Tegar. Kayaknya mereka takut kalau saya ikutan terkenal," sambung Ratna kecewa.
Meski melelahkan, Ratna tak patah arang untuk terus berjuang mendapatkan pengakuan serta hak atas lagu tersebut. "Karena sudah banyak hak saya yang dilanggar. Saya melakukan ini demi memperjuangkan hak saya," jelas Ratna.
Seperti diketahui, pengamen cilik bernama Tegar yang sukses membawakan lagu Ngamen Terakhir atau Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang saat ini menjadi penyanyi terkenal yang laris tampi on air mau pun off air. Namun hal itu tak diikuti sang pencipta lagu yang juga penyanyi dangdut, Ratna Koin.
Ratna hingga kini bahkan tengah meyakinkan banyak pihak bahwa lagu Ngamen Terakhir atau Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang adalah ciptaannya. "Banyak yang bilang saya cuma mau numpang ngetop. Tapi terserah apa kata orang, tapi lagu itu benar-benar ciptaan saya dan ada hak saya di dalam lagu tersebut," ujar Ratna, saat ditemui di kawasan Senayan, baru-baru ini.
Ratna mengaku, lagu Ngamen Terakhir dibuatnya sekitar awal 2000 di Surabaya. Saat itu, Ratna merupakan pengamen jalanan dan membuat lagu tersebut berdasarkan kisah hidup yang dialaminya.
"Saat itu lagu tersebut banyak dibawakan pengamen-pengamen jalanan. Banyak versi juga, karena ada yang dibikin dangdut dan itu cukup terkenal di Surabaya," jelas Ratna.
Ratna mengakui, lagu tersebut mulai dikenal secara umum setelah Tegar dikenal sebagai pengamen cilik dan membawakan lagu Ngamen Terakhir di tv-tv nasional.
"Jujur, sebagai pencipta lagu saya butuh pengakuan kalau lagu itu adalah ciptaan saya. Saya punya banyak bukti untuk membuktikan itu. Salah satunya anak-anak KPJ (Komunitas Penyanyi Jalanan) di Surabaya," lanjut Ranta.
Lagu Aku Yang Dulu Bukanlah Sekarang versi Tegar saat ini tercatat diciptakan oleh Iwan Jabrik dan Wawan Juniarso, yang juga menjadi manajer Tegar.
"Sebenarnya Pak Wawan itu bukan mengakui, tapi dia menulis namanya karena lagu tersebut tidak diketahui siapa penciptanya. Sedangkan nama Iwan Jarik akan dihapus. Meski lagu tersebut sudah diakui diciptakan oleh saya, tapi masalah royalti, hingga kini saya tak mendapat uang seperser pun," keluh Ratna.
Selain tak mendapatkan royalti, Ratna juga merasakan kesulitan untuk tampil di tv. Ratna mengakui banyak tawaran dari stasiun tv untuk tampil bersama Tegar. Namun keinginan itu dihalang-halangi oleh manajemen Tegar sendiri.
"Aku sama Tegar itu sudah kenal dekat dan Tegar juga tahu kalau itu lagu ciptaan saya. Ada beberapa stasiun tv minta Tegar tampil dengan saya, tapi permintaan itu dihalangi manajer Tegar. Kayaknya mereka takut kalau saya ikutan terkenal," sambung Ratna kecewa.
Meski melelahkan, Ratna tak patah arang untuk terus berjuang mendapatkan pengakuan serta hak atas lagu tersebut. "Karena sudah banyak hak saya yang dilanggar. Saya melakukan ini demi memperjuangkan hak saya," jelas Ratna.