Sukses

Habib Alwi Dirikan Pondok Pesantren Nurul Muhtadin Ba’alawy: Menjaga Akhlak Anak di Era Digital

Habib Alwi ingin membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah derasnya arus digitalisasi, generasi Alpha—anak-anak yang lahir di era teknologi—dianggap menghadapi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai moral. Sejak usia dini, mereka sudah terbiasa dengan smartphone, komputer, dan media sosial. Tanpa pengawasan yang cukup, akses ke konten digital dapat memengaruhi pola pikir mereka, menjauhkan dari nilai agama, dan mengurangi konsentrasi belajar. Tantangan ini menjadi perhatian serius, terutama bagi orang tua di kota besar seperti Jakarta. 

Keprihatinan ini mendorong Habib Alwi bin Abdurrahman Alhabsyi untuk mendirikan Pondok Pesantren Nurul Muhtadin Ba’alawy di Jakarta. Pesantren ini bertujuan membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi. Anak-anak usia 12 tahun ke atas diasuh tanpa gangguan gadget atau media sosial. Di sini, mereka dilatih untuk disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab, sambil mendalami nilai-nilai agama Islam.

Para santri diwajibkan melaksanakan salat berjamaah, mempelajari ilmu agama seperti Tafsir Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Nahwu-Shorof, dan Bahasa Arab, serta dilatih public speaking. Selain itu, pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA juga diajarkan sesuai kurikulum Kementerian Agama, meski porsinya lebih kecil dibanding mata pelajaran agama.

 

2 dari 4 halaman

Usia Keenam

Pada November 2024, Pesantren ini merayakan usia keenamnya dengan menerima izin resmi dan piagam statistik dari Kementerian Agama RI. Ijazah yang diberikan telah setara dengan sekolah formal, memungkinkan para lulusan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. 

“Santri kami berasal dari berbagai daerah, 80% dari Pulau Jawa, termasuk Jakarta. Ada juga dari Riau, Balikpapan, Sulawesi, Papua, bahkan New Zealand,” ujar Habib Alwi. 

Keberagaman latar belakang santri menjadi tantangan tersendiri. Namun, Habib Alwi yakin pendidikan berbasis nilai kebersamaan akan mempersatukan mereka. “Kami ingin mencetak generasi penerus dakwah Rasulullah SAW,”lanjutnya.

 

3 dari 4 halaman

Berdiri

Pesantren ini berdiri di atas lahan 600 meter persegi dengan asrama berkapasitas 150 santri. Setiap tahun, hanya 50 pendaftar yang diterima, mengingat keterbatasan fasilitas dan lahan di Jakarta. Namun, rencana perluasan tengah dipersiapkan, termasuk membangun laboratorium komputer dan klinik kesehatan untuk santri serta masyarakat sekitar. 

“Insya Allah, kami akan memperluas bangunan asrama dan kelas untuk menampung lebih banyak santri,” kata Ustadz Abdul Aziz, pengurus pendaftaran.

 

4 dari 4 halaman

Fasilitas Modern

Pesantren ini juga menawarkan fasilitas modern, seperti asrama ber-AC, makanan tiga kali sehari, layanan laundry, dan kantin. Orang tua dapat mengunjungi anak-anak mereka setiap pekan dalam kegiatan Majelis Ta’lim Umum yang dipimpin langsung oleh Habib Alwi. Kegiatan ini juga mendukung pendidikan agama para santri secara optimal melalui Majelis Zawiyaturrasul SAW. 

Dengan pendekatan modern dan berlandaskan nilai-nilai Islam, Pondok Pesantren Nurul Muhtadin Ba’alawy berkomitmen mencetak generasi muda yang tangguh di tengah tantangan era digital.

Video Terkini