6 Tokoh Penting Film Sorop Dibintangi Hana Malasan dan Yasamin Jasem, Teror Datang Usai Pakde Wafat

Ibunya meninggal dengan membentur-benturkan kepala di lantai kamar. Ayahnya tewas dalam kecelakaan tunggal di mobil. Hanif bersama adiknya lantas dikondisikan keluar rumah.

Keduanya menetap di Surabaya. Hanif menyambung hidup dengan jadi penjahit. Keahlian menjahit didapat dari ibunya, Siti Rokiyah. Hanif hanya ingin melihat adiknya jadi sarjana.

Isti adalah adik Hanif yang cerdas hingga dikirim ke Jakarta untuk ikut lomba. Beberapa hari sebelum berangkat, Hanif menerima kabar bahwa Pakde Khair sakratul maut. Hanif dan Isti diminta mudik.

Pulang ke rumah setelah 10 tahun jelas tak mudah bagi mereka. Tiba di rumah, Hanif dan Isti diajak masuk ke kamar menengok Pakde yang terbaring di ranjang dengan wajah pucat pasi.

Khair dikabarkan sakratul maut. Ia beberapa kali mencoba bunuh diri. Setiap kali dokter menyatakan Khair meninggal, ia hidup lagi. Salah satu momen mengerikan dialami kurir yang mengetuk pintu rumah Khair untuk mengantar paket.

Berkali mengetuk pintu, tak ada yang membuka. Dari jendela kaca, kurir ini melihat Khair berjalan pelan. Pintu lalu terbuka sendiri. Kurir pun masuk dan mendapti Khair gantung diri di kamar. Ia syok berat. Benarkah Khair telah meninggal?

Yang mengabari Hanif dan Isti bahwa Khair sakratul maut adalah Saidah. Ia pula yang mempersilakan Hanif dan Isti melihat kondisi terkini Khair yang terbaring di ranjang kamar.

Setelah Khair dimakamkan, Saidah beli sayur-mayur di pasar lumayan banyak untuk disimpan di kulkas. Ia minta Hanif dan Isti tinggal hingga pengajian tujuh hari tuntas digelar.

Sabah adalah istri Khair. Sabah dan Khair hidup pas-pasan setelah usaha mereka bangkrut. Saat Khair mengalami sakratul maut, Sabah tak ada di rumah. Tak jelas ia pergi ke mana.

Informasi yang didapat Hanif dan Isti, Sabah meninggalkan suaminya. Itu saja. Setelah 10 tahun, rumah Hanif dan Isti tak berubah. Namun, ada banyak kejadian yang tak mereka tahu.

Jika mencermati trailer Sorop, ada pria membentur-benturkan kepalanya di kaca mobil. Itulah Supriyadi, ayah Hanif dan Isti. Ia ditemukan tewas lalu dimakamkan. Sejak itu, Hanif dan Isti jadi yatim piatu.

Supriyadi dan Siti Rokiah tinggal di rumah dengan halaman luas. Pasutri ini berencana menjual rumah tersebut lalu pindah ke Jakarta agar Hanif dan Isti bisa mengakses pendidikan yang lebih baik di Ibu Kota.