Liputan6.com, Jakarta - Dean menggenggam erat tangan Tyas yang tampak lemah. Dengan lembut, ia memanggil Tyas berulang kali dengan sebutan sayang, berharap memastikan bahwa Tyas baik-baik saja.
Meskipun Tyas hanya tersenyum kecut, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya, ia meyakinkan Dean bahwa semuanya baik-baik saja. Tyas meminta maaf karena merasa telah merepotkan Dean di saat yang seharusnya ia khawatirkan adalah Aura. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menjadi perempuan yang kuat.
Baca Juga
Dean menggeleng sambil menatap Tyas dengan penuh kasih. Ia menegaskan bahwa Tyas tidak boleh berkata demikian. Bagi Dean, Tyas dan Aura sama-sama penting dalam hidupnya.
Advertisement
Tyas adalah perempuan kuat yang membuatnya jatuh cinta. Ketangguhan dan kesabaran Tyas dalam menghadapi setiap cobaan adalah hal yang dikaguminya. Bagi Dean, Tyas adalah perempuan yang luar biasa.
Di rumah sakit, Wulan dan Hano berjalan tergesa-gesa membawa Aura yang duduk di kursi roda, mengenakan masker. Tubuh Aura masih sangat lemah, dan ia merasa bingung dengan tujuan mereka.
Apakah mereka akan pulang? Wulan mengangguk, meyakinkan Aura bahwa mereka akan pulang agar Aura bisa segera pulih.
Saat itu, tanpa sengaja, Aura melihat ke arah Dean dan Sigit yang datang dari sisi lain. Dengan cepat, ia membuka maskernya dan memberi tahu Hani dan Wulan tentang keberadaan Sigit dan Dean. Meski suaranya lemah, panggilannya terdengar jelas. Hani dan Wulan terkejut melihat Dean dan Sigit.
Sementara itu, Gino yang hendak pergi, tiba-tiba menerima notifikasi WhatsApp dari Frans berupa kiriman video. Dengan penasaran, Gino segera membukanya dan terkejut melihat sosok Hani dalam video tersebut. Hani! Apakah benar Hani masih hidup?