Liputan6.com, Jakarta - Cerita dimulai dengan Hani yang mengemudi dengan cepat di jalanan kota. Wulan, yang tengah berpikir keras, memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Pejaten.
Hani merasa sangat kesal karena Wulan tidak pernah memberitahunya tentang hal ini. Wulan, dengan nada kesal, menjelaskan bahwa ia tidak bisa memberitahu Hani karena tiba-tiba saja Hani dinyatakan meninggal dan jenazahnya ditemukan di laut.
Baca Juga
Di tempat lain, Gino meminta Frans untuk terus mengikuti mobil Hani tanpa kehilangan jejak. Frans menyetujui permintaan tersebut, dan mereka berdua mematikan telepon mereka.
Advertisement
Gino merasa marah dan bertekad untuk tidak membiarkan Hani mengungkap semua rahasianya kepada Tyas dan keluarganya. Dia berencana membuat Hani merasakan kematian untuk kedua kalinya.
Di rumah Tyas, Dean sedang menyisir rambut Tyas dan menyematkan jepit rambut pemberian Aura. Tyas tidak dapat lagi menyembunyikan kesedihannya.
Dia sangat merindukan Aura dan berharap bisa berkumpul kembali dengannya. Dean, yang tidak tahan melihat Tyas menangis, memeluknya erat sambil menenangkan, meyakinkan bahwa Aura pasti akan kembali pulang dan berkumpul lagi bersama mereka.
Sementara itu, Yuni sedang menata makanan di meja. Abel masuk sambil menggandeng tangan Sigit untuk bergabung sarapan bersama, seperti yang diminta oleh Yuni. Dean dan Tyas kemudian bergabung untuk duduk bersama.
Dean bertanya apakah ada kabar terbaru dari kepolisian tentang Aura atau Wulan. Sigit memberi tahu Dean bahwa polisi telah mengirimkan surat panggilan untuk Wulan.
Jika Wulan tidak memenuhi panggilan tersebut, dia akan dijemput paksa dan bisa menjadi buronan. Abel terkejut mendengar ini, dan dengan berat hati, Dean mengungkapkan kepada Abel bahwa Wulan adalah dalang di balik penculikan Aura. Abel terkejut dan tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya.