Liputan6.com, Jakarta Salah satu fenomena yang mewarnai 2024 adalah aktifnya Fedi Nuril bersikap kritis terhadap sejumlah masalah politik Tanah Air di Twitter. Saking aktif, bintang film Ayat-ayat Cinta itu diserang buzzer politik hingga tak jarang berujung debat sengit.
Bahkan Fedi Nuril sampai disumpahi buzzer filmnya tak laku. Insiden ini mendapat perhatian Ernest Prakasa. Ia menyanjung nyali Fedi Nuril yang tetap santai meladeni para buzzer di medsos.
Baca Juga
Pujian Ernest Prakasa bermula ketika membahas Meira Anastasia yang tegak lurus setia pada suami, melewati pasang surut karier. Menurut sutradara film Cek Toko Sebelah, istilah tegak lurus biasanya dipakai dalam politik. Misalnya, tegak lurus pada salah satu tokoh politik.
Advertisement
Ernest Prakasa lantas menyebut nama politikus kondang. Dalam sesi wawancara eksklusif di Jakarta baru-baru ini, Showbiz Liputan6.com mengingatkan jangan sebut nama agar tak diserang buzzer politik seperti yang dialami Fedi Nuril.
Diserang Buzzer Kayak Fedi
Ernest Prakasa pun menyorot Fedi Nuril yang disumpahi netizen filmnya tak laku namun hasilnya malah sebaliknya. Film terbaru Fedi Nuril, Bila Esok Ibu Tiada, kini tembus 3 jutaan penonton.
“Diserang buzzer kayak Fedi Nuril? Tapi filmnya (hampir) 4 juta penonton juga sih walaupun diserbu buzzer. Santai sajalah ya. Buzzer mah buzzer, penonton film enggak peduli kayaknya Fedi mau ngomong apa di Twitter,” kata Ernest Prakasa.
Advertisement
Aku Happy For Fedi Nuril
“Tapi aku happy for Fedi gitu. Menurutku apa yang terjadi gini, aku pengin menyoroti fenomena Fedi dengan sangat serius. Karena menurutku apa yang terjadi dengan Fedi Nuril dan film Bila Esok Ibu Tiada yang tetap sukses secara penjualan,” ia menyambung.
Berkaca pada pengalaman ini, Ernest Prakasa menilai Fedi Nuril menunjukkan kualitas sebagai seniman yang konsisten berkarya sekaligus peka dalam merespons beragam masalah politik maupun sosial.
Tak Perlu Takut Bersuara
Berkali Ernest Prakasa mengatakan turut bahagia sekaligus bangga dengan pencapaian Fedi Nuril tahun ini. Saat Bila Ibu Esok Tiada sukses, sejumlah buzzer tak lagi menyumpahi alias kicep.
“Itu membuktikan kalau seniman itu enggak perlu takut bersuara. Itu penting lo, itu penting banget. Jadi i'm so happy for you, Fedi. Walaupun vokal, walaupun diserbu buzzer dan disumpahi filmnya flop, tapi filmnya laku-laku saja,” pungkas Ernest Prakasa.
Wawancara Ernest Prakasa selengkapnya bisa Anda simak lewat tautan di sini.
Advertisement