Sukses

Siapa Fernanda Torres? Kejutan Besar Golden Globe Awards, Kalahkan Kate Winslet dan Angelina Jolie

Aktris Brasil Fernanda Torres raih Golden Globe Awards 2025 mengalahkan Angelina Jolie, Nicole Kidman, Pamela Anderson, Kate Winslet, dan Tilda Swinton.

Liputan6.com, Jakarta Dunia terperenyak saat Viola Davis menyebut nama Fernanda Torres sebagai pemenang Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam malam puncak Golden Globe Awards 2025 di Los Angeles AS, Senin (6/12/2025) waktu Indonesia.

Performanya dalam film I’m Still Here mengalahkan sejumlah raksasa Hollywood seperti Angelina Jolie (Maria), Nicole Kidman (Babygirl), Pamela Anderson (The Last Showgirl), Tilda Swinton (The Room Next Door), dan Kate Winslet (Lee).

Kemenangan Fernanda Torres dirujuk sejumlah media internasional sebagai kejutan terbesar dalam Golden Globe Awards 2025. Momen ini diproyeksikan memuluskan langkah aktris kelahiran Rio de Janeiro, 15 September 1965, ke bursa nominasi Oscar 2025.

“Ya Tuhan, saya tak menyiapkan apa pun,” kata Fernanda Torres di atas panggung, melansir Los Angeles Times, hari ini. “Tahun ini sungguh luar biasa untuk penampilan para aktris. Begitu banyak aktris di sini yang sangat saya kagumi,” imbuhnya.

2 dari 4 halaman

Seni Melintasi Keluarga

Yang bikin haru hingga jadi tajuk media internasional, saat Fernanda Torres berterima kasih ke ibunya, Fernanda Montenegro, yang juga aktris papan atas Brasil. Sekitar 25 tahun lalu, Fernanda Montenegro tembus bursa Golden Globe Awards di kategori yang sama, lewat film Central Station.

Kala itu, ia bersaing dengan Cate Blanchett (Elizabeth), Susan Sarandon (Stepmom), Meryl Streep (One True Thing), dan Emily Watson (Hilary and Jackie). Fernanda Montenegro harus mengakui kesaktian Cate Blanchett sebagai Ratu Elizabeth I.

“Dan tentu saja saya persembahkan piala ini untuk ibu saya. Anda tidak tahu, ia ada di sini 25 tahun lalu. Ini bukti bahwa seni dapat bertahan sepanjang hidup, bahkan di saat-saat sulit sekali pun,” Fernanda Torres memaparkan.

I’m Still Here memiliki judul asli Ainda Estou Aqui. Fernanda Torres sebagai Eunice Paiva, ibu enam anak sekaligus istri mantan anggota kongres Brasil Rubens Paiva. Tragedi menimpa setelah Rubens Paiva dilenyapkan rezim dalam masa kediktatoran militer Brasil.

 

3 dari 4 halaman

Kolaborasi Walter Salles dan Fernanda Torres

Pemerintahan mencekam ini berlangsung dari tahun 1964 hingga 1985. Berkaca pada tragedi, Eunice Paiva jadi pengacara dan aktivis hak asasi manusia untuk memperjuangkan keadilan bagi diri sendiri maupun keluarga lain yang bernasib nahas sepertinya.

Di Brasil, Fernanda Torres jelas bukan artis kemarin sore. IMDb mencatat, sang aktris telah membintangi lebih dari 60 film, serial televisi, maupun FTV. Fernanda Torres debut pada 1979 lewat satu episode serial Aplauso dan Nossa Cidade.

Empat tahun berselang, ia membintangi film Inocência karya sutradara Walter Lima, Jr. Kala itu usianya baru 16 tahun. Konsistensi di dunia akting mempertemukannya dengan Walter Salles. Kolaborasi mereka menghasilkan sejumlah film yang disanjung kritikus.

Bersama Walter Salles, Fernanda Torres yang diketahui menikah dengan sutradara sekaligus produser Andrucha Waddington, membintangi Foreign Land (1994), Midnight (1998) dan yang paling gres, I'm Still Here (2024).

 

4 dari 4 halaman

Negara Tanpa Ingatan

Film yang disebut terakhir mengantar Fernanda Torres mengukir sejarah. Variety, Senin (6/1/2025) mencatatnya sebagai aktris Brasil pertama yang menang Golden Globe Awards Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Drama.

Walter Salles dalam sebuah wawancara menyatakan, I’m Still Here memiliki makna berbeda setelah kerusuhan tahun 2023 di Brasil, di mana pendukung politikus sayap kanan Jair Bolsonaro disebut menyerbu gedung-gedung pemerintahan Brasil.

“Kami memulai proyek ini dengan berpikir bahwa sedang menceritakan kembali kisah masa lalu, tapi kami menyadari itu refleksi dari masa kini,” Walter Salles mengulas seraya menyebut sinema sebagai instrumen ampuh.

“Kita harus mengingatkan diri sendiri tentang apa yang telah terjadi. Sinema bisa menjadi instrumen ampuh untuk melawan kekuatan-kekuatan tersebut — untuk membantu kita menghindari kehancuran. Negara tanpa ingatan adalah negara tanpa masa depan,” akunya.

 

Video Terkini