Liputan6.com, Jakarta Kimberly Ryder, aktris Indonesia yang dikenal luas, mengungkapkan bahwa dirinya tidak merasa trauma untuk kembali ke rumahnya di Bali. Meskipun rumah tersebut menyimpan kenangan pahit terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya bersama mantan suaminya, Edward Akbar, ia merasa nyaman dan tidak mengaitkan memori negatif dengan tempat tinggalnya. "Aku engga trauma sama sekali, tapi kenangan pahit pasti ada," ungkapnya saat ditemui di Jakarta Selatan.
Rencana Kimberly untuk kembali ke Bali setelah merayakan Lebaran bersama keluarga di Jakarta menunjukkan bahwa ia berusaha untuk melanjutkan hidupnya. Wanita berusia 31 tahun ini menyatakan, "Setelah lebaran sih nggak ada rencana liburan, malah mau balik ke Bali, kan aku ada rumah di sana." Ini menjadi langkah penting bagi Kimberly untuk menghadapi masa lalunya dengan lebih positif.
Namun, pernyataan ini terbilang kontras dengan pengakuan sebelumnya. Pada bulan Oktober 2024, Kimberly mengaku takut bertemu Edward Akbar sendirian karena trauma yang ia alami selama pernikahan mereka. Ia bahkan menetapkan syarat tertentu untuk bertemu dengan anak-anaknya, menunjukkan bahwa meski ia bisa memisahkan trauma dari tempat tinggal, dampak dari KDRT masih memengaruhi interaksinya dengan mantan suaminya.
Advertisement
Pemulihan Emosional Setelah KDRT
Kimberly Ryder berusaha untuk tidak membiarkan masa lalunya menghalangi kebahagiaannya. Ia mengakui bahwa meski ada kenangan pahit, ia merasa nyaman di rumah di Bali. "Aku masih nyaman di rumah itu walaupun banyak memori yang rada gimana gtu, cuma masih nyaman. Aku tidak nempel memori itu ke rumah," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa proses penyembuhan yang dialaminya sangat kompleks.
Setelah bercerai dari Edward Akbar, Kimberly memberikan sinyal bahwa dirinya sudah menemukan kebahagiaan baru. Ia tetap menjaga penampilan dan kecantikan, yang menjadi salah satu cara untuk menunjukkan bahwa ia telah move on. "Kalau tambah cantik, ya dari dalam diri kali ya. Aku berusaha bahagia aja setelah semua terjadi, yang jelas aku lebih bebas buat ngapain aja," ujarnya.
Proses pemulihan ini tidak hanya tentang mengatasi trauma, tetapi juga tentang bagaimana Kimberly membangun kembali kehidupannya. Ia berusaha untuk tidak membiarkan masa lalu mendikte masa depannya dan berfokus pada kebahagiaan yang lebih besar.
Advertisement
Kriteria Pasangan di Masa Depan
Kimberly juga mengungkapkan bahwa trauma masa lalu mempengaruhi kriteria pasangan hidupnya di masa depan. Ia kini lebih selektif dalam memilih pasangan dan mencari seseorang yang memiliki karakter berbeda dari mantan suaminya. Kriteria tersebut mencakup tidak merokok, taat beribadah, mapan, tidak pelit, dan tentunya, menyayangi anak-anaknya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman pahit dalam hidupnya telah membentuk pandangannya terhadap hubungan. Kimberly berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan berharap dapat menemukan kebahagiaan yang lebih baik di masa depan. Ia menyadari pentingnya memilih pasangan yang dapat mendukung dan menghargai dirinya serta anak-anaknya.
Dengan langkah-langkah yang diambilnya, Kimberly Ryder menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang kuat dan berkomitmen untuk memperbaiki kehidupannya. Ini adalah langkah positif menuju masa depan yang lebih cerah.